Kira-kira dua atau tiga hari yang lalu aku melihat berita mengenai terompet yg terbuat dari kertas yg berisikan ayat-ayat kitab suci.
Bersama secangkir kopi, ku coba renungkan permasalahan ini. Usut punya usut ternyata kertas-kertas tersebut merupakan limbah dari sebuah percetakan.
Banyak orang yg menyatakan hal ini adalah sebuah penghinaan dan penistaan. Teringat dibenakku tulisan bang Denny Siregar (dennysiregar.com), bang Denny Siregar berkata bagaimana perasaan sang penjual terompet ketika dagangannya yg tentu dimodalinya dengan uang disita pihak kepolisian. Bagaimana wajah anak dan isterinya ketika tahu tidak ada uang tambahan di tahun baru ini bahkan modal yg mungkin boleh pinjam pun tertelan? Terbayang diwajahku wajah kecewa dan sedih mereka.
Lebih dalam kucoba renungkan bagaimana Sang Maha Pengasih menyikapi hal ini. Mungkinkah Sang Maha Pengasih akan murka ketika ayat-ayatNya yg tertulis pada secarik kertas menjadi sumber rizky bagi umatNya yg kekurangan? Tidak kurasa tidak...
Ketika anda dan saya mungkin sedang bergembira menyambut tahun yang baru dengan segala kemeriahan, mereka para pedagang terompet bekerja keras dengan penuh harap mendapat sedikit rizky untuk keluarganya, tapi apa daya semua modal sudah tersita karena kesombongan dan keangkuhan oknum-oknum sok suci yg mengaku sebagai umat TUHAN. Mungkin mereka saat ini dpt berteriak lantang "TUHAN sudah kujaga namaMU dari mereka yg berusaha menghinaMU". Namun terbayangkah dl hatimu mereka para pedagang terompet yg juga umatNya menjerit pilu, "TUHAN aku hanya ingin membahagiakan mereka sedikit saja di tahun baru ini. Aku tidak minta kemeriahan dan kemewahan, aku hanya minta sedikit kelebihan satu tahun sekali dengan berjualan terompet".
Sebuah pertanyaan terakhir yg belum terjawab, kemanakah kira2 terompet2 hasil sitaan itu? Apakah akan berakhir di tempat pembuangan sampah, terbakat menjadi abu, atau menjadi bubur kertas dan kemudian di daur ulang menjadi kertas putih lagi yg entah akan digoreskan kalimat apa... Akankah menjadi lebih mulia kertas2 bertuliskan ayat2 itu daripada menjadi rizky bagi umatNYA yg mau bekerja keras untuk menafkahi keluarganya yg kekurangan?
Sudahlah nasi sudah menjadi bubur, tak ada waktu lagi. Detik2 pergantian tahun semakin dekat. Semoga tahun depan rizky para pedagang terompet tersebut menjadi lebih baik. Satu yang perlu kita ingat, berpikir dengan hati sebelum bertindak.
TUHAN Sang Maha tidak perlu kau bela. Kemuliaan TUHAN tidak akan hilang atau berkurang sedikitpun meskipun kau tidak membelaNya. Sebab TUHAN lah Sang Pembela, pembela bagi umatNya yang mengasihiNya dan sesamanya dengan segenap hati.
Selamat menjelang TAHUN BARU 2016. KiraNya TUHAN memberkati anda sekeluarga.