Senin, 28 Desember 2015

Di Doa Ayah Namamu Disebut

Pagi ini sebuah kalimat dlm syair lagu rohani yg menemani kesendirianku berkendar menggetarkan hatiku. "BAPA pegang tanganku, aku rindu diam di dalam baitmu" itulah sepatah kalimat yg mengusik hati dan pikiranku. Namun bukan hanya soal kerinduan ku untuk dekat dengan BAPA ku di Surga, tapi terbayang olehku kerinduan kedua anakku dekat denganku sebagai seorang ayah.

Terlintas rutinitas keseharianku dan ternyata kusadari hanya sedikit sekali waktu berkualitas untukku bersama dengan mereka.

Saat matahari mulai merambat naik menerangi hari, aku sudah bersiap untuk mencari rejeki untuk keluargaku. Saat itu kedua anakku masih terlelap. Hanya sebuah salib yang kugoreskan didahi mereka sambil berbisik pelan ditelinga mereka "JESUS bless u, daddy love u so much"

Ketika mentari mulai beringas dengan teriknya, kusempatkan untuk pulang sejenak. Namun ketika itu kedua anakku kembali asik dengan botol2 susunya dan terlelap. Belum sempat mereka terbangun memelukku aku sdh harus kembali kepada aktivitas kerjaku.

Saat mentari mulai meredupkan sinarnya hingga akhirnya menghilang berganti malam kutancap gas untuk segera kembali ke istana kecilku untuk melepas penatku. Tiba di istana kecilku belum sempat kuparkirkan kendaraanku sdh terdengar sayup2 suara malaikat2 kecilku menyambut "daddy... daddy..."

Hanya sebuah pelukan dan kecupan yg kuberikan. Kepenatan hari ini blm reda segera setelah makan malam aku duduk diteras dengan secangkir kopi dan sebatang rokok menyala. Kusuruh isteriku menutup pintu dan melarang malaikat2ku keluar menghampiriku agar asap rokok ini tidak mereka hirup. Rupanya lelah ini tidak segera reda dan ketika lelah ini reda kulihat kedua malaikatku sudah kembali terlelap. Ya... waktu sdh mengarah keangka sebelas, terlalu larut untuk mereka menungguku melepaskan lelahku. Ah... betapa egoisnya aku.

Aku hanya mampu menatap mereka dan kembali menggoreskan salib dengan ibu jariku didahi mereka sebagai tanda berkat diiringi ucapan syukur dan doa2ku menutup hari ini.

Dalam hatiku berkata "nak maaf, maafkan daddy yang tidak peka dengan kerinduan kalian untuk bermain bersama daddy. Namun ketahuilah nak dalam doaku nama kalian yang pertama daddy sebut. Semoga salib-salib yang tiap hari daddy goreskan menjadi berkat untuk kalian agar menjadi lelaki2 yang kuat namun tidak egois sepertiku. Daddy berjanji akan lebih banyak waktu untuk kalian. Sebab waktu begitu cepat dan penyesalan akan selalu datang terlambat. Ketika kata maaf tak lagi tepat tak ada lagi yang dapat ku perbuat. Saat ini selagi masih ada kesempatan daddy berjanji berubah. Tidak ada lagi kopi dan rokok diteras untuk melepas penat. Tidak ada lagi gadget menyala sebelum kalian puas bermain denganku. Tawa, pelukan dan kecupan kalian lebih dari cukup untuk melepas segala lelah dan penatku."

Tak terasa dipelupuk mataku mulai menggenang air mata tanda penyesalanku. Kutancap gas sambil berjanji hari ini aku pulang lebih cepat dan bermain bersama kedua malaikatku. "Daddy love u both, semoga TUHAN mengampuni daddy karena belum menjadi ayah yg baik untuk kalian dan semoga TUHAN telah membalut kerinduan kalian selama ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar