Rabu, 06 Juli 2016

Asal Muasal Baju Koko

Sebelumnya cangkirkopi mengucapkan "Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin".

Bagi umat muslim di Indonesia, pastinya sudah tidak asing dengan yang namanya baju koko. Tau nggak sejarah baju koko tersebut?

Baju koko rupanya merupakan sebuah akulturasi budaya dari budaya. Berikut adalah asalmuasal baju koko yg pernah dilangsir media liputan6.com

om, Jakarta - Baju koko tak bisa dipisahkan dari umat Muslim di Indonesia. Setiap acara keagamaan dan kegiatan ibadah, baju ini banyak dipakai umat Muslim. Tidak hanya itu, dalam kegiatan sehari-hari baju koko juga sering dipakai. Bahkan, tak sedikit sekolah yang menjadikan baju koko sebagai seragam.

Di bulan Ramadan terutama mendekati hari raya Idul Fitri, baju koko makin banyak dicari. Model-model terbaru pun banyak ditawarkan di tempat-tempat penjualan baju koko.

Dilihat dari asal usulnya, baju koko sebenarnya bukan baju asli dari Indonesia. Dalam sejumlah literatur disebutkan, baju koko merupakan hasil adopsi warga Betawi dari baju sehari-hari warga Tionghoa, yakni baju tui-khim.

Pemberian nama koko menurut budayawan Remy Sylado, dalam novel "Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah", karena pada mulanya baju ini dipakai oleh engkoh-engkoh, sebutan untuk lelaki Tionghoa.

Namun, budayawan Ridwan Saidi menolak versi itu. Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa 30 Juni 2015, Ridwan mengatakan, proses munculnya baju koko yang memiliki kesamaan dengan baju Tionghoa sebenarnya adalah proses budaya yang universal, bukan karena saling mengadopsi.

Masyarakat Nusantara sendiri mulai mengenal baju ini saat warga Tionghoa berniaga di Indonesia. Belakangan baju ini mengalami proses asimilasi budaya hingga munculah baju koko modern, yang kemudian menjadi pakaian khas umat Islam Indonesia.

Baju koko mulai marak dikenakan umat Islam Indonesia pada 1980-an. Terutama ketika Pemerintah Orde Baru mulai membuka ruang ekspresi bagi kekuatan Islam. Belakangan ada juga yang menyebut baju koko sebagai baju takwa. (Sun/Nrm)

Membaca berita di atas sudah seharusnya kita sebagai bangsa yang besar menghargai perbedaan. Apapun dan darimanapun asal usul kita, ketika kita mengaku sebagai anak Indonesia dan diakui kewarganegaraan kita sebagai warga negara Indonesia maka kita semua punya hak yang sama dan kewajiban yang sama terhadap bangsa ini. Termasuk hak berpolitik untuk menunaikan kewajiban kita turut serta membangun dan memajukan bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar