Suhu politik yang memanas membakar juga tali persaudaraan antar umat beragama hingga hampir terputus. Apalagi ditambah black campaign para politikus hitam yg menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan. Isu perbedaan suku dan agama digoreng terus menerus.
Saya melihat di group atau forum dunia maya bahwa para pendukung dan para relawan sudah ikut nyemplung kedalam penggorengan milik para politikus hitam. Meme yang beredar serta kalimat-kalimat perpecahan sudah sangat memprihatinkan. Maaf, kata "kafir" atau kata "onta" jadi senjata untuk saling menyakiti.
Saya merasa perlu mengingatkan bahwa bangsa yang memiliki sejarah panjang ini tidak meraih kemerdekaannya karena usaha dari salah satu agama atau suku. Para pejuang berjuang meraih kemerdekaan ini tanpa memandang suku maupun agama. Hal ini pun disadari oleh para pendahulu kita hingga tertulislah kata "bhinekka tunggal ika" pada lambang negara ini.
Akui saja anda pun merasa bangga ketika pahlawan-pahlawan yang tidak satu keyakinan ataupun satu suku dengan anda mengharumkan nama bangsa ini baik dibidang olah raga, seni, pendidikan, atau yg lainnya. Lalu mengapa kemesraan ini harus dirusak hanya karena perbedaan pilihan politik?
Bukan soal agama, bukan soal suku ataupun ras anda memilih seorang pelayan bangsa. Pilihan anda harusnya berdasarkan tingkat kinerja, integritas dan kejujuran para calon dalam memegang dan menjalankan amanah rakyat.
Stop berpura-pura jadi TUHAN dan menghakimi sesama anda. Jangan mau ikut nyemplung dalam penggorengan para politikus hitam. Mulailah bebeda pendapat dengan santun. Ranah politik jangan dicampur baurkan dengan agama, ras atau suku. Diakui atau tidak, anda dan saya diciptakan oleh TUHAN yang sama. Hanya cara memandangNya dan memahamiNya yang berbeda. Benar atau tidak pandangan atau pemahaman anda tentang Sang Pencipta bukan anda, saya atau bahkan pemuka agama anda yang menilai. Sekali lagi stop berpura-pura menjadi TUHAN dan mengambil hak TUHAN untuk menghakimi dan menilai.
Jadilah pendukung yg pintar jangan mau dipecahbelah oleh para provokator. Berpolitiklah dengan arif dan bijak.
#salamdamai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar