Sidang kasus Jessica Kumala Wongso ke-27 menyita perhatian publik. Dari sudut pandang saya pada sidang pemeriksaan terdakwa, Jessica menjawab dengan cukup tenang, cerdas dan lancar. Terdakwa memang berulang kali menyatakan "tidak tahu" dan "tidak ingat" atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, namun saya memaklumi. Beberapa pertanyaan memang tidak major untuk diingat, misalkan posisi gelas, posisi sedotan, dan hal kecil lainnya. Beberapa pernyataan yg menyangkal BAP sebelumnya adalah suatu hal yg wajar, mengingat adanya tekanan psikologis dari lingkungan maupun secara verbal ketika BAP. Namun yg mengejutkan adalah nyanyian Jessica mengenai proses penyidikan dan penahanannya.
Air mata Jessica tiba-tiba mengalir saat menceritakan awal dirinya mendekam di sel tahanan Polda Metro Jaya.
"Di situ cuma ada saya, satu kain, celana pendek. Ada kecoak, kalajengking, lampu yang terang enggak bisa dimatiin, penjaganya bilang 'kamu belum boleh dikunjungi sampai Senin'. Itu Sabtu malam. Kamar mandi juga mengenaskan, kotor, bau, celah hanya ukuran kertas A4," tutur Jessica tak kuasa membendung kesedihannya.
Bukan hanya itu, Jessica pun sempat jatuh sakit dan sampai diperiksa di Bidokkes Polda Metro Jaya. Jessica sakit lantaran tidak ada sirkulasi udara di ruang tahanan.
"Setelah saya sakit baru dipasang exhaust. Kalau hujan bocor, banjir kalau hujan. Saya pernah diperingatkan akan di-bully dengan tahanan lain. Di situ saya merasa sangat takut," ujar Jessica.
Andi Joesoef, pengacara Jessica yang mendampingi saat proses penyidikan mengatakan, sel yang dihuni kliennya berukuran 2 x 3 meter. Sirkulasi udaranya sangat minim, karena tebal dan berlapisnya jeruji besi.
Ruangan itu tepat berada di sisi kiri paling belakang rumah tahanan Polda Metro Jaya. Di dalamnya dihuni Jessica Kumala Wongso, tersangka pembunuh Wayan Mirna Salihin yang tewas usai minum kopi bertabur sianida.
"Enggak ada udara keluar, AC mati. (Posisi sel) dari pintu masuk (rumah tahanan) belok kiri, di paling belakang sebelah kiri. Ruangannya pengap," Joesoef mengungkapkan, Selasa, 2 Februari 2016.
Yang juga mengejutkan adalah ketika Jessica bernyanyi terkait perlakuan penyidik kepada dirinya. Nyanyian Jessica menyerat mantan Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti.
Ketika itu, dia yang ditahan di Rutan Polda Metro Jaya didatangi langsung oleh Krishna.
"Saya menjatuhkan harga diri saya untuk turun ke ruang tahanan. Saya bingung menangkap kamu ini gimana, tapi saya yakin dan insya Allah untuk harus tanda tangani surat penahanan kamu di sini," ujar Jessica menirukan ucapan Krishna.
Krishna sempat bercerita bahwa dia sempat menembak mati terduga teroris ketika teror bom di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat terjadi.
"Oh iya saya baru tembak mati teroris," sambung Jessica kembali menirukan Krishna Murti.
Kemudian Jessica melanjutkan, Krishna bahkan sempat memintanya untuk mengaku bahwa dirinya yang menaruh sesuatu di es kopi Vietnam yang diminum Mirna di Kafe Olivier.
"Kamu ngaku aja kamu taruh sesuatu di kopi. Keliatan di CCTV. Paling cuma 7 tahun (hukumannya), dipotong-potong apa sebentar lagi juga keluar," ujar Jessica lagi menirukan ucapan Krishna.
Cerita lain yang dilontarkan Jessica adalah ketika dia sempat menjalani hipnoterapi di ruangan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti.
"Itu sebelum saya jadi tersangka. Lagi BAP. Lalu saya diminta pergi ke ruangan lain, ada beberapa orang. Saya enggak pernah dikenalin siapa," tutur Jessica.
Ketika itu, ia bertemu dengan Kasubdit Jatanras yang saat ini menjabat Wakil Direkur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriawan. Jessica pun mengaku sempat diperiksa oleh Herry.
"Saya ingat ada Bapak Herry Heriawan. Saya disuruh duduk, ditanya-tanya beberapa pertanyaan. Tidak lama kemudian saya mendadak lemas. Saya ditanya, hanya boleh jawab pakai tangan, tidak boleh pakai mulut. Lama-lama saya tidak sadar total," ujar Jessica berurai air mata.
Namun, Jessica mengaku kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Herry Heriawan ketika itu. Sebab, pertanyaan tersebut di luar konteks penyidikan.
"Terus saya bangun, saya cuma bingung saja. Ada satu orang depan saya melototin saja. Setelah itu saya bingung saja. Saya ke ruangan lain. Itu sudah malam. Kemudian saya cuma dapat komentar dari Pak Heriawan, kamu pacaran butuh yang seagama atau tidak, kamu tipe saya banget," Jessica Kumala Wongso menceritakan kisahnya.
Meski mengaku sedih dengan apa yang dilakukan polisi kepada dirinya, Jessica mengaku tidak dendam dengan perlakuan yang dia terima dari polisi.
"Tidak, saya malah mendoakan mereka. Terserah mereka maungapain, itu urusan mereka dengan yang di atas. Waktu itu terjadi saya sedih, setelah itu saya sudah terima, positif lagi, ya udah saya doain mereka," tutur Jessica Wongso.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian merespons "nyanyian" Jessica Wongso di persidangan kemarin. Menurut Tito, pernyataan yang diungkapkan oleh Jessica di muka sidang adalah hak dari terdakwa.
Yang jelas, setiap penyidik memiliki cara yang berbeda-beda dan bervariasi dalam mengungkap suatu kasus. Begitu juga saat penyidik meminta keterangan. Baik itu kepada saksi maupun tersangka.
"Kita lihat dulu hasil sidangnya ya. Penyidik itu memiliki banyak trik ya untuk melakukan mulai pendekatan dalam rangka membuat tersangka mengaku," kata Jenderal Tito di rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis, 29 September 2016.
Entah trik bagaimana yg dimaksud, apakah sel sempit banyak tikus dan kecoak juga merupakan trik, apakah menggoda terdakwa juga trik? Apakah hipnotis terdakwa tanpa di dampingi pengacara juga dilegalkan? Apakah seorang polisi mendatangi terdakwa di tahanan harga dirinya jatuh seperti yg dikatakan kombes KM dalam pengakukan Jessica?
Kasus ini bukan lagi soal berbuat atau tidak berbuat, namun soal taat dan tertib pada peraturan hukum yang ada. Pelanggaran prosedur dalam penyidikan dan pengumpulan barang bukti sungguh mencoreng hukum di negara ini. Berbuat atau tidak berbuat, jika proses penyelidikan, penyidikan dan pengumpulan barang bukti tidak sesuai SOP maka sudah selayaknya terdakwa dibebaskan demi hukum. Jika praktek seperti ini terus dibiarkan maka kepercayaan masyarakat terhadap aparat akan luntur.
#savejessica
#hukumadalahpanglimatertinggi
#bantaimafiaperadilan
#sikatoknumaparatpengkhianat
#tertibperaturan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar