Selasa, 11 Oktober 2016

SAKITNYA TUH DISINI....

Seorang sahabat memandang kepada sahabatnya,
Sudah hebat kau rupanya, mantan mentri calon gubernur pula.
Apa yang dapat kulakukan untuk mendukungmu?
Percayalah menjadi pemfitnahpun aku rela untukmu.
Meski kutau fitnah lebih kejam dari pembunuhan,
Tapi sudahlah biar kutanggung dosa asal kau tak terkalahkan.

Sahabat, lihatlah ini aku sahabatmu,
Menanggung malu dan dosa untukmu.
Jabatan dosenpun kulepaskan,
Sebagai tanda sebuah pengorbanan.
Dapurku tak lagi mengebul,
Pisau dan badikku mulai tumpul.
Ulurkanlah tangan mu, bantulah aku memikul beban hidup karenamu.
Mengapa kini kau memalingkan muka, membantah pertemanan kita?

Bukankah seorang sahabat akan tetap selalu dekat, meski hidupku terasa begitu berat?
Kini ku harus mengemis, untuk mendapat kuasa hukum gratis.
Perih memang seperti teriris-iris, biar mengemis toh harus kulakukan juga.
Padahal kau mantan menteri dan calon gubernur pula.
Tapi apadayaku jika temanku pura-pura lupa.

Jika menjadi sahabat saja kau lupa, maka jika menjabat kaupun pasti lupa.
Lupa akan janji manismu kepada rakyat,
Dan meninggalkan penyesalan yang teramat sangat.
Penyesalan mengapa ku berkorban untukmu,
Mengapa kutanggung dosa untuk jabatanmu.

Sebuah tanggapan atas berita:

http://www.metrotvnews.com/embed/1bVXZA2K

"Semoga sang sahabat menyesal sebelum terlambat"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar