Sabtu, 15 Oktober 2016
DEMONSTRAN KARBITAN
DEMONSTRAN KARBITAN
Demonstrasi, unjuk rasa atau apapun namanya buat saya adalah hal yang wajar dalam proses demokrasi. Tidak melanggar hukum asal dilakukan dengan elegan dan tertib. Asal gak norak, gak ngerusak, gak nyampah dan merugikan orang lain.
Tapi waktu lihat foto ini rasanya miris, gondok, kesel, dll... Kekesalan saya bukan karena demo itu sendiri, tapi pada para pendidik kita yang gak punya tanggung jawab. Anak dibawah umur diajak demo dihari sekolah dan jam sekolah pula.
Kalau saya bilang "jangan gunakan anak2 untuk kepentingan politik", eh ada yg membantah katanya ini bukan kepentingan politik tapi agama. Whateverlah alasannya, tp yang jelas anak2 dibawah umur tidak sepantasnya dibawa turun ke jalan untuk demo apalagi di jam sekolah. Coba lihat fotonya, salah satu anak sedang menendang spanduk bergambar tokoh yg didemo. Ini artinya apa? Artinya bibit kebencian telah ditanamkan sejak dini, aksi menendangnya juga petanda tumbuhnya benih-benih radikalisme.
Yang saya gak habis pikir, orang tua yg megang spanduk (entah guru atau siapa saya tak tau) bukannya ngajarin cara mengemukakan pendapat dengan baik eh malah cengar cengir aja.
Bukan soal itu saja, masalah keselamatan juga tidak mereka perhatikan. " Hei kalian demonstran yg membawa anak didiknya, YANG LO BAWA ITU ANAK MANUSIA BUKAN ANAK JENGLOT!" Mikir gak sih berapa besar potensi rusuhnya demo seperti kemarin? Sedikit gesekan aja bisa membakar emosi ribuan orang. Puji TUHAN, syukur alhamdulillah demo kemarin gak pake rusuh. Kalo sampe rusuh lalu terjadi apa2 dengan anak didik, lu mau ngomong apa sama emaknya?
Suatu saat nanti akan ada masanya anak2 ini akan menjadi manusia2 dewasa yang bisa berpikir matang. Itulah waktunya mereka akan menentukan pilihan dan sikap serta memperjuangkan idealismenya. Gak usah dikarbit, biarkan mereka tumbuh sewajarnya. Sekarang waktunya mereka belajar dan bermain, bukan jadi demonstran karbitan!
#otakmanaotak?
#savechildren
#TeachingHateNeverLeadUsToPeace
DEMONSTRASI NYAMPAH
CONTEMPT OF COURT
CONTEMPT OF COURT
Hukum yang ada di dunia dibuat untuk mengatur hubungan horizontal antar manusia. Setiap pelanggaran hukum memiliki konsekuensi hukum dan diadili di pengadilan oleh para hakim. Hakim di dunia berhak memutuskan suatu perkara antar manusia dengan sesamanya dan menetapkan hukuman di dunia bagi para pelanggar hukum tersebut.
Didalam KUHP dan KUHAP ada yang namanya "Contempt Of Court".
Contempt of court adalah setiap perbuatan, tingkah laku, sikap dan/atau ucapan yang dapat merendahkan dan merongrong kewibawaan, martabat, dan kehormatan badan peradilan.
Suatu hari nanti kita pun akan menghadapi hari penghakiman terakhir, dimana TUHAN menghakimi segala perbuatan dan tingkah laku kita di dunia. Baik secara horizontal dengan sesama, maupun urusan yg sifatnya vertikal berkaitan dengan keimanan dan ketaatan. Bersalah atau tidak bersalah, perbuatan baik dan dosa, neraka atau surga, hanya TUHAN Sang Hakim Yang Maha Adil yang punya wewenang dalam memutuskan perkara ini.
Jika saat ini ada manusia yang "bermain" sebagai TUHAN untuk menghakimi urusan vertikal seseorang dengan TUHAN nya dengan memberi stempel sesat, kafir, dsb. Maka manusia tersebut telah melewati batas kemanusiaannya, merendahkan martabat serta merongrong kewibawaan Sang Hakim dengan mencuri hak prerogative Sang Hakim. Atau dengan katalain telah melakukan "CONTEMPT OF COURT terhadap pengadilan Yang Maha Tinggi". Dan... Saya yakin Sang Hakim Yang Maha Adil punya hukuman yang layak untuk mereka.
Selasa, 11 Oktober 2016
SAKITNYA TUH DISINI....
Seorang sahabat memandang kepada sahabatnya,
Sudah hebat kau rupanya, mantan mentri calon gubernur pula.
Apa yang dapat kulakukan untuk mendukungmu?
Percayalah menjadi pemfitnahpun aku rela untukmu.
Meski kutau fitnah lebih kejam dari pembunuhan,
Tapi sudahlah biar kutanggung dosa asal kau tak terkalahkan.
Sahabat, lihatlah ini aku sahabatmu,
Menanggung malu dan dosa untukmu.
Jabatan dosenpun kulepaskan,
Sebagai tanda sebuah pengorbanan.
Dapurku tak lagi mengebul,
Pisau dan badikku mulai tumpul.
Ulurkanlah tangan mu, bantulah aku memikul beban hidup karenamu.
Mengapa kini kau memalingkan muka, membantah pertemanan kita?
Bukankah seorang sahabat akan tetap selalu dekat, meski hidupku terasa begitu berat?
Kini ku harus mengemis, untuk mendapat kuasa hukum gratis.
Perih memang seperti teriris-iris, biar mengemis toh harus kulakukan juga.
Padahal kau mantan menteri dan calon gubernur pula.
Tapi apadayaku jika temanku pura-pura lupa.
Jika menjadi sahabat saja kau lupa, maka jika menjabat kaupun pasti lupa.
Lupa akan janji manismu kepada rakyat,
Dan meninggalkan penyesalan yang teramat sangat.
Penyesalan mengapa ku berkorban untukmu,
Mengapa kutanggung dosa untuk jabatanmu.
Sebuah tanggapan atas berita:
http://www.metrotvnews.com/embed/1bVXZA2K
"Semoga sang sahabat menyesal sebelum terlambat"
Sabtu, 08 Oktober 2016
Goreng Menggoreng Isu SARA
Sedihnya melihat bangsaku, hari gini masih aja agama dipolitisir. Isu SARA masih jadi andalan setiap kali mau dekat-dekat pemilihan. Entah pilkada maupun pilpres, isu sara digoreng sampai garing. Membakar mereka yang memang mudah terbakar.
Sebuah rekaman video sepotong (yang memang sengaja dipotong) membakar sebagian masyarakat bangsa ini. Meskipun sudah diklarifikasi dengan rekaman full version yg jelas konteks dan maknanya, tetap saja masih ada yg kepanasan.
Tapi lucunya kok seperti tebang pilih, yang jadi target hanya politikus tertentu yang sedang mencalonkan diri. Jika memang menolak pemimpin yang tidak seiman, sekalian saja cek KTP bossnya di kantor. Kalau tidak seiman, silahkan ambil secangkir kopi dan laptop anda. Ketiklah "Surat Pengunduran Diri". Biarlah anak isteri tak perlu makan, yang penting tidak menjadi munafik. Giliran urusan politik koar-koar sok agamis dengan tafsir yang menurut dirinya sendiri benar, giliran urusan perut tutup mulut.
Ketaatan itu tidak berada dalam grey area, jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. Ya semuanya kembali lagi kepada tafsiran yang diimani. Jika anda menolak pemimpin yg berbeda keyakinan, maka tolaklah semua orang yang berbeda keyakinan menjadi pemimpin dl aspek kehidupan anda. Jika anda flexible dalam artian siapapun pemimpinnya asal amanah dan tidak korup, maka pilihlah yg amanah dan tidak korup.
Gitu aja kok rempong cyynnnnn...
Kamis, 06 Oktober 2016
LIE TO ME
Yang hobby nonton serial kriminal di fox crime atau axn pasti tau judul film ini. Sebuah serial kriminal yang dibintangi Tim Roth sebagai Dr. Lightman seorang ahli micro expression dan body languange.
Saya hobby banget nonton serial ini disamping serial kriminal lainnya seperti CSI ,Perception, Criminal Mind, dll. Ditemani kopi dan sebungkus rokok saya bisa marathon nonton serial kriminal sampai isteri ngomel-ngomel hehe..
Kasus Jessica yang persidangannya terbuka untuk umum juga jadi serial live yg jd hobby baru saya. Saksi-saksi ahli didatangkan JPU dan PH. Satu hal yang menarik perhatian saya adalah ahli psikologi forensik dan mikro ekspresi.
Sedikit membingungkan bagi saya, karena sepanjang saya melihat serial luar negri seperti Lie To Me saya tidak pernah melihat dr.Lightman dijadikan saksi ahli di persidangan dan membuat kesimpulan dari hasil analisanya dimuka persidangan.
Saya tidak menentang teori mikro ekspresi namun bagi saya sangat tidak relevan jika dijadikan alat bukti atau sebagai cabang ilmu yang dibahas saksi ahli di muka persidangan. Karena menurut saya bentuknya masih hanya sebatas opini bukan ilmu pasti atau eksak.
Seperti halnya di luar negeri sana, ahli mikro ekspresi biasanya hanya dijadikan alat untuk mencari bukti-bukti otentik lain guna mengungkap kasus. Misalnya menurut ahli tersebut seseorang menyembunyikan informasi atau berbohong, analisa itu disampaikan ke penyidik guna menggali bukti lainnya sehingga sebuah kasus menjadi terang. Jadi bukannya ahli dibawa ke muka hakim untuk menghakimi kalau seseorang berbohong atau tidak, bersalah atau tidak. Tugas penyidik lah mencari barang bukti otentik yg bisa dibawa kepersidangan guna meyakinkan hakim bukannya membawa seorang ahli mikroekspresi kedepan persidangan untuk menilai kebohongan atau kejujuran seseorang dari gerak tubuh dan raut wajahnya untuk meyakinkan hakim.
Gara-gara kasus Jessica ini saya gak bakal datang duluan lagi jika janjian hang out besama teman-teman, gak bakal beliin oleh-oleh lagi, gak bakal close bill duluan (nunggu dibayarin aja wkwkwk), dan gak bakal mau lagi kl belanjaan dibungkus paper bag mending kantong kresek aja, biar gak nutupin cctv hahaha...
Rabu, 05 Oktober 2016
GENDENGMOLOGI
Seperti biasanya, ritual beli kopi dan beli rokok di warung depan komplek, saya lakukan juga kemarin. Begitu keluar gerbang saya lihat ada 3 orang satpam lagi serius nonton tv di pos. Ah tumben satpam komplek saya pada ngumpul bertiga jam segini (udah ampir jam 11 malam), biasanya jam 10an udah tinggal si Ujang satpam yg paling muda, itu jg sambil whatsappan sama si neneng asisten rumah tangga sebelah rumah saya.
Sepulang beli rokok dan kopi, jiwa kepo saya muncul. Saya mampir dulu ke pos satpam, " tumben lu bertiga akur, nonton apaan lu?" Tanya saya. "Eh pak, ini lagi nonton ILC. Kasus Kanjeng Dimas pak.." Jawab pak Deden kepala security komplek saya. "Coba geser dikit, sekalian lu bikin kopi 4 gelas Jang, buat gua sama lu pade" akhirnya saya ikut terdampar di pos satpam dan kemudian tenggelam dalam pembahasan kasus di tv tsb.
Marwah Daud Ibrahim, ketua Yayasan Padepokan Kanjeng adalah seorang yg bisa saya katakan sangat dekat dengan ilmu pengetahuan. Kl tdk salah beliau bahkan mendapatkan gelar doktornya di Washington DC di amrik sana. Orang ini rasional sekali, sangat scientific minded lah.. Tapi tiba-tiba kok jadi begini, ngomong teori transdimensi ngalor ngidul gak jelas serta membela dimas kanjeng yg diduga melakukan penipuan. Saking gregetan saya melihat orang yg rasional tiba-tiba jadi irasional, tiap ibu tsb bicara saya ngedumel sendiri.
"Udah pak, yang waras ngalah" sahut si ujang menanggapi celotehan saya. Akhirnya ILC ditutup dengan sangat menyejukan oleh KH.Hasyim Muzadi mantan ketua PBNU. Saya pulang dengan rokok yang sisa setengah bungkus karena dipalak satpam-satpam komplek, isteri dan anak2 semua sudah larut dalam mimpinya.
Dalam kesendirian saya bersama secangkir kopi LAGI, saya berfikir mungkin benar kata KH Hasyim Muzadi tadi, masyarakat kita sedang sakit. Bayangkan saja seorang dimas kanjeng bisa dengan mudah menipu banyak orang bahkan banyak diantara korbanya adalah seseorang yg punya background pendidikan dan pekerjaan yg luar biasa hebat. Dan modus operandinya hanya dengan trik abal-abal. Jika ini terjadi 20-30 tahun lalu , masih bisa dipahamilah kl ada yg kena penipuan model begini dengan modus penggandaan uang secara magis, tapi sekarang sdh 2016 broerrr...
Teringat kembali kata-kqta si ujang "yang waras ngalah". Mungkin ini sebabnya karena kita kebanyakan mengalah sama yg ga waras, jd sesuatu yg ga waras sudah jadi hal yang lumrah dan akhirnya ketidakwarasanpun menular kepada mereka yg waras. Mungkin udah saatnya kita perlu ilmu baru yg ditambahkan pada kurikulum anak-anak kita yaitu ilmu GENDENGMOLOGI, agar generasi selanjutnya bisa memilah yang mana yg waras dan yang mana yang gendeng alias gila, supaya mereka tidak ikut terkontaminasi dengan semua kegilaan ini.
Pengamat Kasus Kelas Warung
"Bang, rokok *sensor* sebungkus, kopi *sensor* serenceng", ucapku kepada pemilik warung yang sedang serius melihat siaran langsung sidang pembacaan tuntutan kepada Jessica Kumala Wongso di salah satu stasiun tv. " Bang..." kataku sambil menaikan volume suaraku. Si abang masih tak bergeming. Tiba-tiba "T*ik, g*la kali orang-orang ini!!!", teriak si abang. " masa orang begerak begini, mukanya begitu dijadiin bukti persidangan!"
Mungkin maksud si abang adalah mikroekspresi dan body language. Mikroekspresi sendiri sebenarnya diketemukan setengah abad silam oleh Hagaard & Issac dan studi mengenai body language sendiri sepertinya sudah jauh lebih dahulu. Mengenai relevan atau tidaknya dipergunakan dalam memutuskan suatu perkara saya serahkan kepada opini pembaca. Namun bagi saya sendiri, saya tetap berpegang pada pribahasa "don't judge a book by its cover" terkadang apa yg kita lihat belum tentu benar dan belum tentu salah. Dalam persidangan harus ada bukti otentik, bukti yang diperoleh dengan cara yg taat prosedur yg diatur oleh peraturan yang berlaku pada suatu negara.
Masih saya ingat dahulu, ketika masih duduk di bangku sma seorang teman datang berkunjung ke rumah saya. Oma saya berkata jangan terlalu dekat, temanmu kayaknya suka mabuk", padahal teman saya ini anak teralim di sekolah saya, hanya saja matanya memang sayu mirip orang giting atau mabuk.
Dilain waktu saya sedang hang out bersama teman-teman saya, seperti biasa kami bercanda dan dalam candaan tersebut biasanya disertai ejekan yg juga merupakan candaan. Tiba-tiba seorang teman saya yg saya ejek mengerutkan dahinya, bibirnya pun melengkung ke bawah. Saya pikir dia tersinggung, saya langsung minta maaf. Tapi dia berkata "ah elah lo pake minta maaf, sorry td kepala gua gak enak". Rupanya setelah saya tau, teman saya ternyata mengidap lobus temporal epilepsy. Setiap hari dia harus minum obat penahan kejang jenis carbamazepine. Jadi ketika serangan kejang akan datang obat tersebut menahan dan rasanya menurut teman saya dari leher hingga kepala terasa kesemutan. Ini bahasanya teman saya lho, secara medisnya saya kurang paham. Jadi karena sensasi tersebut teman saya jadi punya kebiasaan menahan kejang dengan mengerutkan dahi beberapa detik. Mungkin bisa berbeda efeknya dengan penderita lain. Saya sendiri kurang paham.
Jadi kesimpulan saya ada banyak faktor yg membentuk ekspresi dan gerak tubuh seseorang, terlalu sulit rasanya mengklasifikasi dan memastikan penyebab sebuah ekspresi dari sebuah mahluk TUHAN paling unik (bukan paling seksi yaaaa) bernama manusia.
Kembali ke soal abang warung, kasus kopi ini sepertinya sudah merangsang banyak masyarakat Indonesia untuk lebih paham hukum. Istilah-istilah hukum yg dulu asing, kini sedikit banyak mulai dipahami. Abang warung contohnya, yg kesehariannya hanya belanja kebutuhan warung dan menjaga warung kini sudah menjadi komentator dan pengamat hukum kelas warungan. Ini semua tidak terlepas dari kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat.
Namun anehnya, ditengah pesatnya kemajuan teknologi ini sebagian orang masih memilih mundur setengah abad untuk mempercayai sebuah teori yang menurut saya sudah tidak relevan dibandingkan menggunakan bukti otentik hasil dari perkembangan teknologi. Misalnya kasus Jessica, bukti cairan lambung yang negatif seakan dikesampingkan dan memilih menggunakan asumsi-asumsi dari pembacaan mikroekspresi.
Lebih parah lagi kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi, korban dugaan penipuan beraroma klenik ini ternyata banyak berasal dari background pendidikan yang luar biasa, title yang berbaris didepan dan belakang namanya, plus sekolah diluar negri pula. Ada apa sebenarnya dengan masyarakat kita? Mungkin benar kata seorang kyai tokoh PBNU di ILC kemarin "masyarakat kita sedang SAKIT".
Jumat, 30 September 2016
Ketika Terdakwa Bernyanyi (Sidang Jessica)
Sidang kasus Jessica Kumala Wongso ke-27 menyita perhatian publik. Dari sudut pandang saya pada sidang pemeriksaan terdakwa, Jessica menjawab dengan cukup tenang, cerdas dan lancar. Terdakwa memang berulang kali menyatakan "tidak tahu" dan "tidak ingat" atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, namun saya memaklumi. Beberapa pertanyaan memang tidak major untuk diingat, misalkan posisi gelas, posisi sedotan, dan hal kecil lainnya. Beberapa pernyataan yg menyangkal BAP sebelumnya adalah suatu hal yg wajar, mengingat adanya tekanan psikologis dari lingkungan maupun secara verbal ketika BAP. Namun yg mengejutkan adalah nyanyian Jessica mengenai proses penyidikan dan penahanannya.
Air mata Jessica tiba-tiba mengalir saat menceritakan awal dirinya mendekam di sel tahanan Polda Metro Jaya.
"Di situ cuma ada saya, satu kain, celana pendek. Ada kecoak, kalajengking, lampu yang terang enggak bisa dimatiin, penjaganya bilang 'kamu belum boleh dikunjungi sampai Senin'. Itu Sabtu malam. Kamar mandi juga mengenaskan, kotor, bau, celah hanya ukuran kertas A4," tutur Jessica tak kuasa membendung kesedihannya.
Bukan hanya itu, Jessica pun sempat jatuh sakit dan sampai diperiksa di Bidokkes Polda Metro Jaya. Jessica sakit lantaran tidak ada sirkulasi udara di ruang tahanan.
"Setelah saya sakit baru dipasang exhaust. Kalau hujan bocor, banjir kalau hujan. Saya pernah diperingatkan akan di-bully dengan tahanan lain. Di situ saya merasa sangat takut," ujar Jessica.
Andi Joesoef, pengacara Jessica yang mendampingi saat proses penyidikan mengatakan, sel yang dihuni kliennya berukuran 2 x 3 meter. Sirkulasi udaranya sangat minim, karena tebal dan berlapisnya jeruji besi.
Ruangan itu tepat berada di sisi kiri paling belakang rumah tahanan Polda Metro Jaya. Di dalamnya dihuni Jessica Kumala Wongso, tersangka pembunuh Wayan Mirna Salihin yang tewas usai minum kopi bertabur sianida.
"Enggak ada udara keluar, AC mati. (Posisi sel) dari pintu masuk (rumah tahanan) belok kiri, di paling belakang sebelah kiri. Ruangannya pengap," Joesoef mengungkapkan, Selasa, 2 Februari 2016.
Yang juga mengejutkan adalah ketika Jessica bernyanyi terkait perlakuan penyidik kepada dirinya. Nyanyian Jessica menyerat mantan Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti.
Ketika itu, dia yang ditahan di Rutan Polda Metro Jaya didatangi langsung oleh Krishna.
"Saya menjatuhkan harga diri saya untuk turun ke ruang tahanan. Saya bingung menangkap kamu ini gimana, tapi saya yakin dan insya Allah untuk harus tanda tangani surat penahanan kamu di sini," ujar Jessica menirukan ucapan Krishna.
Krishna sempat bercerita bahwa dia sempat menembak mati terduga teroris ketika teror bom di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat terjadi.
"Oh iya saya baru tembak mati teroris," sambung Jessica kembali menirukan Krishna Murti.
Kemudian Jessica melanjutkan, Krishna bahkan sempat memintanya untuk mengaku bahwa dirinya yang menaruh sesuatu di es kopi Vietnam yang diminum Mirna di Kafe Olivier.
"Kamu ngaku aja kamu taruh sesuatu di kopi. Keliatan di CCTV. Paling cuma 7 tahun (hukumannya), dipotong-potong apa sebentar lagi juga keluar," ujar Jessica lagi menirukan ucapan Krishna.
Cerita lain yang dilontarkan Jessica adalah ketika dia sempat menjalani hipnoterapi di ruangan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti.
"Itu sebelum saya jadi tersangka. Lagi BAP. Lalu saya diminta pergi ke ruangan lain, ada beberapa orang. Saya enggak pernah dikenalin siapa," tutur Jessica.
Ketika itu, ia bertemu dengan Kasubdit Jatanras yang saat ini menjabat Wakil Direkur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriawan. Jessica pun mengaku sempat diperiksa oleh Herry.
"Saya ingat ada Bapak Herry Heriawan. Saya disuruh duduk, ditanya-tanya beberapa pertanyaan. Tidak lama kemudian saya mendadak lemas. Saya ditanya, hanya boleh jawab pakai tangan, tidak boleh pakai mulut. Lama-lama saya tidak sadar total," ujar Jessica berurai air mata.
Namun, Jessica mengaku kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Herry Heriawan ketika itu. Sebab, pertanyaan tersebut di luar konteks penyidikan.
"Terus saya bangun, saya cuma bingung saja. Ada satu orang depan saya melototin saja. Setelah itu saya bingung saja. Saya ke ruangan lain. Itu sudah malam. Kemudian saya cuma dapat komentar dari Pak Heriawan, kamu pacaran butuh yang seagama atau tidak, kamu tipe saya banget," Jessica Kumala Wongso menceritakan kisahnya.
Meski mengaku sedih dengan apa yang dilakukan polisi kepada dirinya, Jessica mengaku tidak dendam dengan perlakuan yang dia terima dari polisi.
"Tidak, saya malah mendoakan mereka. Terserah mereka maungapain, itu urusan mereka dengan yang di atas. Waktu itu terjadi saya sedih, setelah itu saya sudah terima, positif lagi, ya udah saya doain mereka," tutur Jessica Wongso.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian merespons "nyanyian" Jessica Wongso di persidangan kemarin. Menurut Tito, pernyataan yang diungkapkan oleh Jessica di muka sidang adalah hak dari terdakwa.
Yang jelas, setiap penyidik memiliki cara yang berbeda-beda dan bervariasi dalam mengungkap suatu kasus. Begitu juga saat penyidik meminta keterangan. Baik itu kepada saksi maupun tersangka.
"Kita lihat dulu hasil sidangnya ya. Penyidik itu memiliki banyak trik ya untuk melakukan mulai pendekatan dalam rangka membuat tersangka mengaku," kata Jenderal Tito di rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis, 29 September 2016.
Entah trik bagaimana yg dimaksud, apakah sel sempit banyak tikus dan kecoak juga merupakan trik, apakah menggoda terdakwa juga trik? Apakah hipnotis terdakwa tanpa di dampingi pengacara juga dilegalkan? Apakah seorang polisi mendatangi terdakwa di tahanan harga dirinya jatuh seperti yg dikatakan kombes KM dalam pengakukan Jessica?
Kasus ini bukan lagi soal berbuat atau tidak berbuat, namun soal taat dan tertib pada peraturan hukum yang ada. Pelanggaran prosedur dalam penyidikan dan pengumpulan barang bukti sungguh mencoreng hukum di negara ini. Berbuat atau tidak berbuat, jika proses penyelidikan, penyidikan dan pengumpulan barang bukti tidak sesuai SOP maka sudah selayaknya terdakwa dibebaskan demi hukum. Jika praktek seperti ini terus dibiarkan maka kepercayaan masyarakat terhadap aparat akan luntur.
#savejessica
#hukumadalahpanglimatertinggi
#bantaimafiaperadilan
#sikatoknumaparatpengkhianat
#tertibperaturan
Jumat, 23 September 2016
Agus H Yudhoyono, Terlalu Dini atau Rencana Matang?
Keputusan Partai Demokrat mengusung Mayor Inf Agus Harimurti dinilai banyak pihak sebagai keputusan yang salah, keputusan yg terlalu dini, bahkan ada yg menilai sebagai ambisi sang Jendral.
Opini saya pribadi majunya Agus dalam pilgub DKI ini adalah keputusan yg tepat "bagi karier politik Agus kedepannya" bukan untuk saat ini. Pengusungan Agus sdh tentu dipikirkan dengan matang. Kalau bicara menang ah sudahlah... Rumput yang bergoyang pun tau berapa besar kans Agus - Sylviana melawan Ahok-Djarot maupun Sandiaga Uno-Anies Baswedan. ibarat petarung ban putih disuruh sparing sama ban hitam. Bukan saya merendahkan, tapi soal pengalaman dan track record politik perumpamaan inilah yg paling tepat menurut saya.
Lalu kenapa harus nekad diusung? Menurut pendapat saya, ini adalah promosi yg bagus untuk Agus agar dikenal seluruh rakyat Indonesia dlm dunia politik. Catat ya... SELURUH, bukan cuma DKI. Kenapa? Pilgub DKI saat ini bagi saya adlh "PILGUB RASA PILPRES". Panasnya sudah terasa jauh sebelum masa pendaftaran pencalonan, bahkan suhu panasnya menyambar hingga seluruh Indonesia. Jadi ini adalah momentum yg bagus bagi Agus untuk memperkenalkan diri. Plus ditambah lagi biaya-biayanya kan patungan karena diusung oleh koalisi, jadi ngirit cynn.. Biaya murah tapi efeknya cetar membahana. So why not??? Daripada nunggu jadi jendral spt sang ayah, kelamaan keles.
Jadi kesimpulan saya ini adalah langkah yg sangat cerdas dalam memanfaatkan momentum. Biarpun elektabilitasnya jauh dibanding calon lainnya dan kans untuk menang (maaf menurut saya) sangat jauh, tapi popularitasnya pasti melonjak karena PILGUB rasa PILPRES ini dipantau seluruh Indonesia. Cukuplah buat modal mengawali karier politik kedepannya.
Dua jempol buat strategi pak SBY jika memang benar pemikiran saya, tapi kl telujuk saya biarlah tetap untuk nyoblos sang petahana dan bang Djarot hehe...
Salam kopi tanpa sianida,
#tetapAHOK
Rabu, 21 September 2016
Nasib Teman Sang Petahana
PDIP akhirnya mendeklarasikan mengusung Ahok dan Djarot. Banyak komentar miring yg mengomentari langkah Ahok melalui jalur partai. Namun saya berpikir, ada benarnya kata bang Denny Siregar "pengumpulan 1 juta KTP adalah strategi Ahok untuk memberikan shock therapy bagi banyak partai dan sebagai penegasan kalau Ahok tidak bisa di setir".
Lucunya banyak pihak yang terjerat dalam strategi ini, segala cara dilakukan untuk menjegal satu juta ktp. Banyak juga yg menjadikannya ajang taruhan meskipun akhirnya yg kalah pun ngeles seperti bajaj dengan beribu alasan.
Ahok kini melenggang dengan dukungan partai. Sia2 kah satu juta ktp yang dikumpulkan temanahok? Rasanya tidak, sejuta ktp menjadi sebuah shock therapy yg dashyat, menjadi sebuah statement halus yg kira2 begini bunyinya " sejuta rakyat dukung gue, gue milik rakyat, didukung oleh rakyat. Jangan lu coba2 nyetir gue karena ada sejuta pasang mata mengawasi."
Perjuangan temanahok dan para relawan tidak pernah sia2. Temanahok tidak pernah ditinggalkan namun temanahok turut menghantar Ahok ke kursi DKI 1 (semoga) dan menjaga langkah serta kebijakan Ahok agar tetap independent meskipun melalui jalur partai.
Jumat, 02 September 2016
DARI JAKARTA HINGGA HONGKONG D4F DIDUGA RUGIKAN RATUSAN RIBU MEMBER
Para korban telah melaporkan para petinggi D4F ke pihak kepolisian, mulai dari BARESKRIM MABES POLRI hingga POLDA di masing-masing daerah tempat para korban berdomisili. OJK dan Instasi lain pun ikut turun tngan, Gerai Loketnesia yang juga merupakan kepanjangan dari bisnis D4F ini telah ditutup dan SIUP atas nama PT. Promo Indonesia Mandiri pun telah dicabut izin operasinya.
"Saya percaya bukan hanya dari presentasinya yang sangat meyakinkan, tapi foto-foto FM bersama dengan para pejabat dan beberapa aparat yang tersebar di internet itu loh, saya pikir masa sih pak FM menipu. Apalagi pak FM itu mantan caleg dapil 4 di Palembang dari salah satu partai. Tapi ya sekarang kenyataannya uang saya tidak dibayar, padahal nilai uang segitu sangat besar untuk saya." tutur seorang korban yang tidak ingin disebutkan jumlah kerugiannya.
Berdasarkan informasi yang kami dapat dari situs pribadi milik FM, memang FM mempunyai jejak yang cukup panjang dalam berorganisasi. Pemuda kelahiran 1982 dari seorang tokoh HMI SumBagSel ini memiliki track record yang cukup dalam keorganisasian, bahkan beberapa diantaranya masih aktif hingga kini (menurut sumber situs pribadi FM).
PENGALAMAN ORGANISASI DAN POLITIK FM
- Aktif Organisasi Kemahasiswaan dan Gerakan Mahasiswa ( GEMA Bandung ) sejak 1999
- Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil ITENAS bandung 2002-2003
- Presiden Mahasiswa ITENAS Bandung 2003-2004
- Ketua Forum BEM Se Jawa Barat 2004
- Ketua Umum Garuda Muda 2011 - Sekarang
- Korwil Sumatera Gerakan muda Sriwijaya ( GMS ) 2013-sekarang
- Ketua DPW Himmah Sumatera Selatan 2013- skrng
- Ketua Bidang Pemuda DPW Partai Nasdem 2013-2014
- Ketua Umum Relawan Ampera 2013- Sekarang ( Pemenangan Gubernur Sumatera Selatan )
- Ketua DPD GEMA Indonesia Sumatera Selatan 2014- Sekarang ( Pemenangan Presiden 2014 )
- Wakil Ketua DPD KNPI Sumatera Selatan 2013- Sekarang
- Ketua DPW PWRI ( Persatuan Wartawan Republik Indonesia ) Sumatera Selatan
Kedua petinggi D4F beserta para Founder D4F sendiri dilaporkan dengan pasal berlapis oleh para member. Mulai dari UU mengenai bisnis piramida hingga pasal 378 dan 372 mengenai penipuan dan penggelapan. "Sebelumnya saya tidak curiga, waktu bisnis ini terlambat membayar dengan alasan liburan ke Eropa, libur Natal dan Imlek saya masih tidak terlalu curiga. Tapi waktu saya lihat transfer DP 20% (D4F mewajibkan para member menyetorkan danannya dalam 2 tahap, DP 20% dan Send Dream 80%) saya mulai bingung kenapa transferan saya larinya semua ke salah satu bank milik BUMN di Palembang bahkan dengan 7 digit awal no rekening yang sama. Lalu saya mulai meminta data dari kawan-kawan sesama member, setelah saya data ternyata semua data yang saya peroleh kok sama ciri-cirinya. Disini saya mulai curiga, karena setahu saya pembayaran kami member to member yang diatur oleh sistem, tapi kok bisa begini. Akhirnya saya putuskan untuk ikut melaporkan ke pihak berwajib." tutur seorang member lainnya.
D4F sendiri sebelumnnya memang mengunggulkan ketahanan sistem yang berbeda dengan bisnis sejenis, dana untuk membayar bunga para member selain didapat dari perkembangan sistem juga didukung oleh bisnis riil seperti situs online market promonesia.com dan PPOB bernama loket nesia, ditambah dengan penjualan RBT dan lain-lainnya.
Hingga berita ini ditulis FM dan DAP telah 2 kali mangkir dari panggilan POLDA BENGKULU, sedangkan untuk proses pelaporan di BARESKRIM MABES POLRI masih dalam proses dan akan terus berjalan. Koordinator para pelapor yang bernama Andhika Tandya menuturkan "Saya sangat optimis dengan kinerja aparat di Indonesia. FM dan DAP harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. Banyak yang sudah dirugikan bahkan hingga TKW di luar negri pun kehilangan hasil jerih payahnya. Bahkan ada juga member yang menggadaikan hartanya karena tergiur keuntungan 1% perhari selama 7 bulan ini."
"Bagi para korban yang ingin melapor namun belum tau bagaimana caranya dapat menghubungi saya Andhika Tandya melalui FB (facebook) Alfa Omega di group facebook NESIA D4F 2016. Kami akan menggabungkan anda bersama teman-teman senasib di daerah anda masing-masing dan membagi pengalaman kami melapor di BARESKRIM agar anda paham langkah yang harus diambil." Tambah Andhika kepada kami. (red.)
Rabu, 06 Juli 2016
Asal Muasal Baju Koko
Sebelumnya cangkirkopi mengucapkan "Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin".
Bagi umat muslim di Indonesia, pastinya sudah tidak asing dengan yang namanya baju koko. Tau nggak sejarah baju koko tersebut?
Baju koko rupanya merupakan sebuah akulturasi budaya dari budaya. Berikut adalah asalmuasal baju koko yg pernah dilangsir media liputan6.com
om, Jakarta - Baju koko tak bisa dipisahkan dari umat Muslim di Indonesia. Setiap acara keagamaan dan kegiatan ibadah, baju ini banyak dipakai umat Muslim. Tidak hanya itu, dalam kegiatan sehari-hari baju koko juga sering dipakai. Bahkan, tak sedikit sekolah yang menjadikan baju koko sebagai seragam.
Di bulan Ramadan terutama mendekati hari raya Idul Fitri, baju koko makin banyak dicari. Model-model terbaru pun banyak ditawarkan di tempat-tempat penjualan baju koko.
Dilihat dari asal usulnya, baju koko sebenarnya bukan baju asli dari Indonesia. Dalam sejumlah literatur disebutkan, baju koko merupakan hasil adopsi warga Betawi dari baju sehari-hari warga Tionghoa, yakni baju tui-khim.
Pemberian nama koko menurut budayawan Remy Sylado, dalam novel "Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah", karena pada mulanya baju ini dipakai oleh engkoh-engkoh, sebutan untuk lelaki Tionghoa.
Namun, budayawan Ridwan Saidi menolak versi itu. Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa 30 Juni 2015, Ridwan mengatakan, proses munculnya baju koko yang memiliki kesamaan dengan baju Tionghoa sebenarnya adalah proses budaya yang universal, bukan karena saling mengadopsi.
Masyarakat Nusantara sendiri mulai mengenal baju ini saat warga Tionghoa berniaga di Indonesia. Belakangan baju ini mengalami proses asimilasi budaya hingga munculah baju koko modern, yang kemudian menjadi pakaian khas umat Islam Indonesia.
Baju koko mulai marak dikenakan umat Islam Indonesia pada 1980-an. Terutama ketika Pemerintah Orde Baru mulai membuka ruang ekspresi bagi kekuatan Islam. Belakangan ada juga yang menyebut baju koko sebagai baju takwa. (Sun/Nrm)
Membaca berita di atas sudah seharusnya kita sebagai bangsa yang besar menghargai perbedaan. Apapun dan darimanapun asal usul kita, ketika kita mengaku sebagai anak Indonesia dan diakui kewarganegaraan kita sebagai warga negara Indonesia maka kita semua punya hak yang sama dan kewajiban yang sama terhadap bangsa ini. Termasuk hak berpolitik untuk menunaikan kewajiban kita turut serta membangun dan memajukan bangsa ini.
Senin, 25 April 2016
Penggorengan Sang Provokator
Suhu politik yang memanas membakar juga tali persaudaraan antar umat beragama hingga hampir terputus. Apalagi ditambah black campaign para politikus hitam yg menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan. Isu perbedaan suku dan agama digoreng terus menerus.
Saya melihat di group atau forum dunia maya bahwa para pendukung dan para relawan sudah ikut nyemplung kedalam penggorengan milik para politikus hitam. Meme yang beredar serta kalimat-kalimat perpecahan sudah sangat memprihatinkan. Maaf, kata "kafir" atau kata "onta" jadi senjata untuk saling menyakiti.
Saya merasa perlu mengingatkan bahwa bangsa yang memiliki sejarah panjang ini tidak meraih kemerdekaannya karena usaha dari salah satu agama atau suku. Para pejuang berjuang meraih kemerdekaan ini tanpa memandang suku maupun agama. Hal ini pun disadari oleh para pendahulu kita hingga tertulislah kata "bhinekka tunggal ika" pada lambang negara ini.
Akui saja anda pun merasa bangga ketika pahlawan-pahlawan yang tidak satu keyakinan ataupun satu suku dengan anda mengharumkan nama bangsa ini baik dibidang olah raga, seni, pendidikan, atau yg lainnya. Lalu mengapa kemesraan ini harus dirusak hanya karena perbedaan pilihan politik?
Bukan soal agama, bukan soal suku ataupun ras anda memilih seorang pelayan bangsa. Pilihan anda harusnya berdasarkan tingkat kinerja, integritas dan kejujuran para calon dalam memegang dan menjalankan amanah rakyat.
Stop berpura-pura jadi TUHAN dan menghakimi sesama anda. Jangan mau ikut nyemplung dalam penggorengan para politikus hitam. Mulailah bebeda pendapat dengan santun. Ranah politik jangan dicampur baurkan dengan agama, ras atau suku. Diakui atau tidak, anda dan saya diciptakan oleh TUHAN yang sama. Hanya cara memandangNya dan memahamiNya yang berbeda. Benar atau tidak pandangan atau pemahaman anda tentang Sang Pencipta bukan anda, saya atau bahkan pemuka agama anda yang menilai. Sekali lagi stop berpura-pura menjadi TUHAN dan mengambil hak TUHAN untuk menghakimi dan menilai.
Jadilah pendukung yg pintar jangan mau dipecahbelah oleh para provokator. Berpolitiklah dengan arif dan bijak.
#salamdamai
Minggu, 24 April 2016
Ahok si Cina
Sepak terjang Ahok dalam membenahi kota Jakarta sering kali ditanggapi negatif oleh para rivalnya. Isu SARA kembali digoreng untuk menurunkan elektabilitas Ahok.
Beberapa politisi yang saat kampanye menyorakkan kebhinekaan Indonesia, menjilat ludahnya kembali. Darah Tionghua yang mengalir di darah Ahok menjadi bahan black campaign untuk menjagokan calon tertentu dan menggulingkan Ahok.
Entah kemana janji-janji manis yg dulu dielu-elukan. Kata "Cina" kembali muncul kepermukaan menjadi alasan untuk menjatuhkan seorang Ahok. Segala niat baik Ahok dlm membangun Jakarta hanya menjadi sebuah "pencitraan" diotak mereka. Segala keberhasilan dan kebaikan Ahok pun tiba2 tak tampak lagi dimata mereka. Ahok yang ikut serta mempercantik masjid, Ahok yang hadir dalam hajatan rakyat, Ahok yang membiayai umroh sebagian rakyat, Ahok yg tidak pandang suku dan agama dalam kebijakannya tiba2 hilang lenyap dimata mereka. Yang tampak hanya Ahok si Cina kafir yg harus dibasmi. Mereka yg duduk di kursi yang terhormat kehilangan kehormatannya karena kebenciannya. Mereka yg menggoreng isu SARA sebagai senjata perang politik tidak layak mendapat kursi kehormatan. Habis sudah uang kami rakyat Indonesia untuk biaya kalian study banding kesana kemari kalau pikiran kalian masih sempit, sesempit wc umum di terminal bis. Harta hasil korupsi kalian cuci bersih diluar negri, seharusnya otak sekotor jamban yg kalian miliki yg kalian cuci!
Kaum yang katanya "intelektual" tiba-tiba menjadi tidak intelek lagi. Percuma kalian raih s2 atau s3 dengan biaya ratusan juta tapi otak kalian tidak lebih dari es mambo seharga 500!
Cina lagi dan Cina lagi, kafir lagi dan kafir lagi yg jadi senjata pamungkas kalian ketika terhimpit kebenaran. Ketakutan kalian kehilangan lahan korupsi membuat kalian menjadi seorang pecundang, pecundang yg menghalalkan segala cara.
Dimana kalian ketika FPI bertindak anarkhis? Berani kalian bilang "Arab menguasai negri ini, harus kita singkirkan" atau ketika kasus korupsi nazarudin yg juga keturunan Arab, berani kalian bilang "Arab korupsi" atau ketika banyak dari mereka yang "mengaku" pribumi terlibat kasus korupsi, kok kalian ga bawa suku mereka? Atau bahkan ketika kasus blbi yg melibatkan etnis Tionghua, mana suara kalian? Kalian cuma diam karena kalianpun dapat bagian didalamnya!
Ketika olahragawan Indonesia keturunan tionghua mengharumkan bangsa Indonesia, kenapa kalian tidak bilang "Cina mengharumkan nama Indonesia". Menurut kalian mengapa para pemenang itu menangis ketika bendera Indonesia dinaikan diiringi lagu Indonesia Raya? Karena mereka bukan Cina, mereka hanya keturunan cina yang lahir di Indonesia dan siap mati untuk Indonesia.
Saya tidak sedikitpun meragukan nasionalitas Ahok! Dalam darah Ahok memang mengalir darah tionghua namun detak jantungnya menyanyikan "Indonesia Raya". Ahok rela mati melawan koruptor dan bangsat2 negara macam kalian hanya untuk kesejahteraan Indonesia! Justru saya meragukan keIndonesiaan kalian, politikus hitam yang mengaku "pribumi" tapi membawa lari segala kekayaan bumi Indonesia ke luar negri hanya untuk kepentingan perut kalian sendiri. Coba jujur berapa harta kalian di singapura atau di negara lainnya?
Kalian yg sampai detik ini masih menggunakan isu sara untuk memecah belah negri ini tidak lebih dari sampah2 bangsa. Bertobatlah!
Sabtu, 23 April 2016
Surat Terbuka: Penawaran Menggiurkan Untuk Abu Sayyaf
Wan Abu... apa kabar ente? Bahlul ente wan, ente culik warga negara ane buat ente jadiin sandera. Ente minta tebusan belasan milyar lagi. Ente tau gak, yg ente culik bukan milyarder tajir yang banyak fulus. Yang ente culik itu rakyat sederhana yg kerja susah payah di tengah laut!
Wan Abu, nih ane kasih tau ente kalo ente mau banyak fulus. Jangan ente culik orang susah terus minta tebusan sama negara. Abis ente dibantai TNI. Bisa nungging gak bangun lagi ente!
Kalo ente mau tajir, jangankan belasan milyar. Puluhan atau ratusan bisa ente dapet. Caranya ente culik koruptor Indonesia, pengemplang pajak, dan penjahat berdasi lainnya. Khususnya mereka yg duduk sbg wakil rakyat dan pejabat-pejabat. Ana jamin wan, ente tajir mendadak. Bayangin kl ratusan milyar ente tukerin cepean logam. Bisa nguruk empang ente pake tu duit, terus ente bisa berenang kayak paman gober.
Ente harus tau wan, koruptor di negara ana fulusnya banyak. Bayangin aja gaji 8 digit tapi saldonya 10-12 digit. Itu yang ketauan wan, belom yg diumpetin di tax heaven country. Coba ente liat daftar panama papers, banyak wan pengemplang pajak di negara ana. Ketua BPK ane aja namanya ada di list panama papers.
Kalau ente nyulik mereka, ana jamin ente tajir. Bisa bakal beli jet siluman kayak punya jepang. Ente jg gak usah repot2 negosiasi minta tebusan sama negara ana, tinggal ente kelitikin aja tu koruptor sampe mau transfer duitnya ke rekening ente. Kalo udh dapet duitnya, gak usah ente balikin tu koruptor. Ana dan masyarakat Indonesia ikhlas seikhlas2nya... ciusss... ente bisa suruh mereka jd ob kek, jadiin makanan ikan hiu kek terserah ente! Jadi teroris mah pinter dikit wan, masa ente culik ABK yg duitnya aja pas2an. Udh buruan ikutin saran ana, selain ente dapet duit ente juga dapet pahala karena ngebantu rakyat yg terzolimi karena kelakuan mereka.
Gimana, mantap gak saran ana? Udh buruan wan, bebasin sandera yg sekarang terus langsung capcuss karungin pejabat korup di negara ana. Jgn lupa kalo udh berhasil kirimin foto selfie bareng koruptor2 biar ane pajang di ig ana.
Senin, 18 April 2016
Ahok VS Barisan Para Mantan
AHOK VS BARISAN PARA MANTAN
Y*sril = Mantan mentri yg aktif jd pengacara koruptor
L*lung = Mantan preman pemalak PKL
H*snaeni = Mantan penipu yg belum mau ngaku nipu
Achm*d Dh*ni = Mantan musisi yg suaranya gak enak lagi didengar
S*nusi = Mantan anggota DPR yg skr jd tawanan KPK
H*biburokhman = ini blm jd mantan, tp bentar lg jd mantan orang krn sbntr lagi bakal jd tahu gejrot setelah terjun dari monas.
R*y Sury* = Mantan pakar metadata dan perbokepan yg ngaku jd pakar IT
L*us S*ngkarisma = Mantan preman glodok yg skr udh jd macan ompong
H*rry Azhar Az*s = Mantan pemilik gedung dpr karena perusahaan miliknya yg tercatat di panama papers berdomisili di dpr. #emangDPRpunyaNenekLo
F*dli Zonk = Mantan org ga waras dan skr sdh naik kelas jd orang gak waras banget (ingat pake "banget" ya)
Untuk para mantan-mantan yang lainnya mohon maaf kl namanya belum tercantum.
Akhir kata "terima kasih kalian, barisan para mantan" , kalian sdh membuat Ahok jd pribadi yg semakin strong... dan "terlatih patah hati" sehingga gak akan patah semangat untuk berjuang bagi warga DKI.
#salamCangkirkopi
Ketua BPK Harus Minta Maaf Pada Rakyat
Harry Azhar Azis, ketua BPK yang namanya tercantum dalam Panama Papers mengaku perusahaan Sheng Yue International Limited miliknya didirikan atas permintaan anaknya. Sebenarnya banyak postingan netizen yg berkomentar soal kasus ini. Mulai dari pengakuan Harry kl perusahaan ini didirikan untuk anaknya yg memiliki pasangan berkebangsaan chille misalnya. Netizen berkomentar ada kontradiksi antara waktu perusahaan ini dibuat dan menikahnya anak Harry dengan warga Chille tsb. Sheng Yue International Limited didirikan 2010 sedangkan anak Harry menikah 2014.
Saya sebetulnya tidak ambil pusing dengan berkelitnya Harry mengenai pendirian shell company ini. Soal masalah hukum biar yg berwajib yg menangani. Saya hanya bertanya-tanya mengenai alamat shell company tsb yang didaftarkan menggunakan alamat kantor DPR tempat dimana pd th 2010 Harry bertugas.
Menurut saya Harry telah LANCANG menyalahgunakan fasilitas negara demi kepentingan pribadi dan keluarganya. Harry beralasan kalau alamat pendaftaran harus sesuai dengan alamat paspor. Kalau alamat paspor okelah ada kaitan dgn tugas anggota DPR sebagai wakil rakyat yang sering tugas ke luar negri. Tapi kalau untuk kepentingan pribadi dan keluarganya saya rasa tidak sepantasnya.
Alasan Harry juga tidak bisa dibenarkan. Jika memang tidak memungkinkan menggunakan alamat lain selain yg tercantum pada paspor yg notabene adalah alamat gedung DPR, maka sdh seharusnya Harry mengurungkan niatnya atau pake nama anaknya sendiri kek.
Disini bukan soal perusahaan tersebut bergerak atau tidak (Harry mengatakan perusahaan tersebut tidak ada transaksi sama sekali), tapi soal pantas atau tidaknya seorang wakil rakyat melakukan hal itu. Izin kaga ngomong juga kaga, maen nyelonong aje kl kata orang betawi bilang.
Coba bayangkan kalau semua boleh pake model begini, main seenaknya pakai gedung dpr untuk kepentingan pribadi. Lama-lama kawinan anak disana, pesta ultah anak disana, ngamar disana juga (eits yg ini udah sering nih, dulu pernah ada berita banyak kondom ditempat sampah dpr Baca disini ). Menurut saya sama aja ngamar pake ruangan di gedung dpr sama bikin kantor di gedung dpr, dua-duanya buat kepentingan PRIBADI.
Kok saya sesewot itu sih? Ya ealahhh... gedung itu dibangun pake duit pajak, pake pendapatan negara, dengan kata lain tu gedung dibangun dari duit patungan rakyat dengan tujuan supaya para wakil rakyat bisa bekerja dengan baik. Bukan buat wakil rakyat bikin perusahaan meskipun cuma paper company.
Sebagai ketua BPK saat ini harusnya Harry minta maaf kpd rakyat bukannya ngotot tidak bersalah!
#mikir
#ketuabpkharusturun
Jumat, 15 April 2016
Bukti Dokumen Sumber Waras Ini Membuktikan BPK Salah
Debat di beberapa talkshow beberapa hari ini sedikit bikin jengkel. Pihak yg kontra Ahok ngotot mencari kesalahan Ahok. Bahkan dibeberapa acara, pembawa acarapun terkesan tidak berimbang menyudutkan relawan Ahok.
Sebenarnya Ahok punya dalih untuk mematahkan semua tuduhan BPK. Bagaimana fakta sebenarnya? Berikut ibni dokumen dan keterangan-keterangan yang dimuat Koran Tempo edisi 8 Desember 2015.
1.Lokasi Salah
BPK:Lokasi lahan Sumber Waras bukan di Jalan Kiai Tapa, tapi di Jalan Tomang Utara.
Ahok:Lokasi tanah Sumber Waras seluas 3,6 hektare itu berada di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat bukan di Jalan Tomang.
FAKTA:Berdasarkan sertifikat Badan Pertanahan Nasional pada 27 Mei 1998, tanah itu berada di Jalan Kiai Tapa. Statusnya hak guna bangunan nomor 2878.


Kamis, 14 April 2016
ICW Temukan Kejanggalan Pada Hasil Audit BPK
ICW temukan kejanggalan dalam temuan BPK dalam kasus Sumber Waras. Hal ini menyangkal semua ocehan haters Ahok dlm acara ILC beberapa hari lalu.
[JAKARTA] Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri menilai ada kejanggalan dalam temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Kejanggalan tersebut, kata Febri, antara lain pelanggaran prosedur yang ditemukan BPK.
“Kami menilai ada yang janggal dalam temuan BPK yang mengatakan terjadi pelanggaran prosedur dalam pembelian lahan RS Sumber Waras oleh Pemda DKI Jakarta. Padahal, menurut kami penetapan lokasi sudah sesuai dengan prosedur,” ujar Febri saat dihubungi Kamis (14/4).
BPK, kata Febri keliru dalam menggunakan acuan sebagai prosedur pengadaan lahan. BPK, kata dia masih menggunakan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71 Tahun 2012 yang mengatur perencanaan, pembentukan tim, penetapan lokasi, studi kelayakan dan konsultasi publik.
“Padahal, sudah ada Perpres baru, yang merupakan perubahan keempat dari Perpres 71/2012, yakni Perpres 40 tahun 2014. Dalam Pasal 121 Perpres 40 tersebut dikatakan bahwa demi efisiensi dan efektivitas, maka pengadaan tanah di bawah 5 hektar dapat dilakukan pembelian langsung antara instansi yang memerlukan dan pemilik tanah,”jelas dia.
Dalam konteks ini, kata Febri benar apa yang diungkapkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahjaya Purnama alias Ahok bahwa BPK menyembunyikan temuan. Pasalnya, BPK menggunakan Perpres 71/2012, bukan Perpres 40/2014. “Makanya, kita pertanyakan mengapa BPK menggunakan Perpres 71/2012 dan bukan Perpres terbaru Nomor 40/2014. Jika menggunakan Perpres 40/2014, maka tidak ada kesalahan prosedur yang dilakukan Pemda DKI Jakarta,” ungkap dia.
Kejanggalan lain, lanjut Febri adalah penentuan nilai jual obyek pajak (NJOP) yang digunakan BPK di mana BPK masih menggunakan NJOP berdasarkan nilai kontrak tahun 2013. Padahal, Pemda DKI Jakarta menggunakan NJOP tahun 2014.
“Seharusnya BPK menggunakan NJOP tahun 2014, bukan berdasarkan NJOP tahun 2013. BPK juga sebenarnya bisa melakukan perhitungan NJOP sendiri sesuai dengan prosedur sehingga ada pembandingnya,” kata Febri.
Dalam kontrak tahun 2013, dinyatakan bahwa NJOP tanah Rp 15,5 juta per meter persegi. Sementara dalam kontrak 2014, NJOP sudah dinaikkan menjadi Rp 20,4 juta per meter persegi.
“Kami berharap KPK tetap lanjutkan kasus ini, apakah ada indikasi mark up atau tidak dalam perhitungan NJOP. Kami tentu berharap KPK tetap objectif dan kuat dalam menyelidik kasus ini serta tidak terpengaruh oleh opini atau tekanan pihak luar,” imbuh Febri. [YUS/L-8]
Rabu, 13 April 2016
Lulung Pengkhianat Betawi
Judul yg saya tulis di atas tidak salah, ya Lulung Lunggana atau yg sekarang disebut dengan Haji Lulung pernah disebut sebagai penghianat Betawi.
Haji Lulung, memang dikenal sebagai salah satu tokoh yang disegani di kawasan pasar terbesar di Asia Tenggara tersebut. Investigasi majalah Tempo edisi 15 November 2010 berjudul Geng Reman Van Jakarta pernah mengulas kiprah Haji Lulung di Tanah Abang.
Haji Lulung awalnya bukan siapa-siapa di Tanah Abang. Dia hanya seorang pengumpul barang-barang dan kardus bekas di pasar tersebut. Namun peruntungannya mulai berubah pada tahun 1996 silam, ketika terjadi peralihan ‘kekuasaan’ di sana.
Saat itu terjadi perang terbuka antara kelompok Timor pimpinan Hercules Rozario Marshal, sebagai penguasa Tanah Abang, dengan jawara Betawi Muhammad Yusuf Muhi alias Bang Ucu. Haji Lulung pun merapat ke kelompok Timor dan memberikan dukungannya kepada Hercules. Tapi sayangnya Hercules gagal mempertahankan kuasanya di Tenabang.
Tersingkirnya Hercules membuat Haji Lulung ketar-ketir. Dia menjadi ‘buronan’ kelompok Betawi, karena dinilai sebagai PENGKHIANAT lantaran lebih mendukung Hercules. Tapi dia beruntung lantaran diselamatkan oleh Bang Ucu. Dia pun tetap berusaha untuk menjadi salah satu pemain utama, meski Hercules sudah tersingkir.
Pada tahun 2000, dia mengambil alih kekuasaan Bang Ucu dan menguasai usaha perparkiran dan pengamanan di Tanah Abang. Dia mendirikan PT Putrajaya Perkasa yang bergerak di dua sektor usaha tersebut. Bisnisnya pun kian menggurita dan mempekerjakan ribuan orang. Namun begitu, dia tetap rutin mengirim setoran kepada Bang Ucu tiap bulannya.
Dia pun menolak jika disebut sebagai preman. “Kami masuk lewat tender resmi,” ujar Lulung kepada majalah Tempo beberapa waktu lalu. Selain usaha jasa keamanan dan perparkiran, dia juga memiliki kantor pengacara dengan nama Haji Lulung & Associates.
Namun hal ini terbantahkan melalui kesaksian seorang pedagang yg diwawancarai merdeka.com
Salah satu warga Tanah Abang yang ditemui merdeka.com, Selasa (30/7) kemarin di sekitar kantor PT PT Putraja Perkasa milik Lulung mengatakan, hampir seluruh pedagang kaki lima (PKL) dan tukang parkir di Pasar Tanah Abang menyegani sosok Lulung.
"Asal Mas tahu aja, itu perkumpulan orang-orangnya Haji Lulung yang berkedok PT, yang latar belakangnya preman dan suka menagih jatah bagi para PKL di Tanah Abang," ujar warga yang enggan disebutkan namanya.
"Jujur semua warga di sini juga enggak respek sama dia karena memang pola pikirnya tidak mencerminkan seorang wakil rakyat," ujar dia.
Terkait langkah Pemprov DKI yang ingin menertibkan PKL yang membuat macet, dia menyatakan mendukung. "Kita juga enggak mau Tanah Abang jadi macet dan kita dukung penuh Ahok agar berantas saja sekalian orang-orang seperti itu," ujarnya.
Dia pun bercerita jika hari Senin (29/7) sempat diajak oleh orangnya Lulung untuk ikut demo di Balai Kota memprotes Ahok.
"Waktu demo Senin kemarin pun orang-orangnya mengajak warga di sini untuk ikut. Saya tembak aja langsung berani bayar saya berapa? Kalau Rp 100.000 saya mau. Udah panas-panasan dan enggak ada untungnya untuk kita Mas ngapain ikutan demo," tuturnya.
Ya Lulung Lunggana memang seorang pengkhianat. Hal ini juga pernah diungkap bang Ucu ketika wawancara dengan Ahok ketika masih menjabat sebagai WaGub DKI.
"Tentang Haji lulung, itupun juga binaan saya, saya yang gedean dia saya. Dia pengkhianat Tanah Abang," begitu kata Bang Ucu.
Lulung sang pengkhianat kini mencalonkan diri menjadi gubernur DKI, berusaha menjegal Ahok dengan segala cara. Jika Lulung dulu pernah mengkhianati masyarakat betawi tanah abang, bukan tidak mungkin dia akan mengkhianati kepercayaan rakyat DKI jika beliau naik menjadi gubernur. Tabiatnya yg terlihat "cari aman" demi keuntungan sendiri dan tega mengorbankan sahabat-sahabatnya (warga tanah abang pada masa itu /red.) sungguh mengkhawatirkan.
Sumber: tempo, merdeka, youtube
Iwan Piliang Sang Pembohong
Masih ingat acara ILC beberapa jam lalu (12/04/2016)? Seorang narasumber bernama Iwan Piliang membabibuta mencari kesalahan Ahok.
Iwan Piliang ternyata punya kebencian sendiri terhadap keturunan tionghua, mungkin ini sebabnya diapun berusaha menjegal Ahok.
Sebuah tulisannya "Membongkar siklus 10 tahunan tameng rasis" yg dimuat pada kompasiana sangat mencerminkan pribadinya yg rasialis. Anda bisa browsing sendiri isi tulisannya jika ingin membacanya. Berikut saya copas kultwit dari @partaisocmed dalam membongkar kebusukan Iwan Piliang
1 Feb 2013
@IwanPiliang Sang Pembohong
By: @PartaiSocmed
Chirpified
By: @jacksonpurba
0 fav 1117 view
1. Iwan Piliang, Sang Pembohong http://t.co/fLzBOzpg
PartaiSocmed 2 days ago
2. Kultwit kami kali ini akan membahas mengenai @IwanPiliang seorang yg mengaku bekerja sbg citizen reporter (profesi unik)
PartaiSocmed 2 days ago
3. Pada awalnya kami adalah pengagum sdr @IwanPiliang kami banyak membaca tulisan2 beliau
PartaiSocmed 2 days ago
4. Kemampuannya dlm menyusun kata2 memang harus diacungi jempol. Kami selalu kagum dg orang2 yg memiliki bakat spt beliau
PartaiSocmed 2 days ago
5. Dari berbagai tulisan @IwanPiliang kami menyimpulkan tentu si penulis adalah orang yg memiliki wawasan yg luas
PartaiSocmed 2 days ago
6. Tulisan @IwanPiliang juga terlihat detail, kesimpulan kami tentu sudah ada riset yg memadai utk setiap tulisannya itu
PartaiSocmed 2 days ago
7. Kami juga terkesan dg semangat @IwanPiliang yg tampak idealis, tdk terikat pd suatu kepentingan apapun
PartaiSocmed 2 days ago
8. Dari caranya berkomunikasi melalui media sosial, kami juga melihat @IwanPiliang sbg sosok yg cukup demokratis
PartaiSocmed 2 days ago
9. Namun makin kesini kami melihat tulisan2 @IwanPiliang menjadi semakin aneh saja. Kesan SARA menjadi makin kental
PartaiSocmed 2 days ago
10. Jauh sebelum ramai2 kasus Farhat, kami sudah membaca tweet2 @IwanPiliang yg menyinggung ttg ‘Asing’ dan ‘Aseng’
PartaiSocmed 2 days ago
11. Meski kurang setuju tapi kami diam saja, krn kami pikir ada beberapa hal yg benar juga dr tulisan @IwanPiliang itu
PartaiSocmed 2 days ago
12. Sedangkan mengenai keengganannya mengkritik kecurangan2 yg dilakukan Ical, kami pernah menyindir dg tweet spt ini:
PartaiSocmed 2 days ago
13. @IwanPiliang Jaman dulu pengamat takut pd Soeharto, jaman sekarang pengamat takut pd penyelenggara talkshow
PartaiSocmed 2 days ago
14. Atas sindiran kami tsb, @IwanPiliang tertawa sambil katakan bhw dia tdk takut siapapun. Toh dia msh punya blog dll
PartaiSocmed 2 days ago
15. Kami mengamini saja sambil bertanya dlm hati, apakah acara DebatTVOne masih mau undang @IwanPiliang jk berani kritik Ical?
PartaiSocmed 2 days ago
16. Namun kami senang dg jawaban tersebut, krn berarti @IwanPiliang masih mau menerima kritik dan bisa menyikapi kritik secara sehat
PartaiSocmed 2 days ago
17. “Hubungan silaturahmi yg baik hendaknya tidak boleh menghalangi kita untuk mengkritik siapapun”
PartaiSocmed 2 days ago
18. Prinsip diatas yg kami pegang teguh. Saling follow dan RT diantara kita tdk membuat kami rikuh utk mengkritik @IwanPiliang
PartaiSocmed 2 days ago
19. Apalagi sejak memproklamirkan diri membela Farhat, @IwanPiliang dg bijaknya selalu mengatakan: “Kata berbalas kata”
PartaiSocmed 2 days ago
20. Awalnya kami sudah sempat ingin membuat kultwit utk membantah tweet2 @IwanPiliang penuh prasangka thd Ahok
PartaiSocmed 2 days ago
21. Kami sempat meminta klarifikasi pd @IwanPiliang melalui DM http://t.co/RQDRhvM7
PartaiSocmed 2 days ago
22. Namun @IwanPiliang tdk pernah menjawab DM kami tsb. Jd jangan katakan kami tdk pernah lakukan verifikasi
PartaiSocmed 2 days ago
23. Perkembangan tulisan @IwanPiliang semakin hari semakin bernuansa SARA. Beberapa bahkan terkesan menghasut kebencian
PartaiSocmed 2 days ago
24. Beberapa kali kami ingatkan @IwanPiliang dg agak keras, namun hubungan msh baik http://t.co/heLYBAf4
PartaiSocmed 2 days ago
25 Perdebatan antara @IwanPiliang dan @AryaSinulingga dan juga @Kurawa semakin menunjukkan kwalitas beliau yg sesungguhnya
PartaiSocmed 2 days ago
26. Begitu hebatnya pembelaan @IwanPiliang thd Farhat membuatnya mjd seperti kehilangan akal sehatnya
PartaiSocmed 2 days ago
27. Dlm perdebatan tersebut berulangkali @IwanPiliang menantang baik @AryaSinulingga maupun @Kurawa utk membantah dg tulisan panjang
PartaiSocmed 2 days ago
28. Intinya @IwanPiliang baru menganggap afdol jika bantahan terhadap tulisannya berbentuk tulisan panjang juga. Aturan dari mana?
PartaiSocmed 2 days ago
29. Bukankah @IwanPiliang sendiri yg mengatakan “Kata Berbalas Kata”? Mengapa sekarang ada syarat harus bikin cerpen?
PartaiSocmed 2 days ago
30. Inilah tulisan @IwanPiliang yg mjd kontroversi tsb! “Opini: Membongkar Siklus 10 Tahunan Tameng Rasis” http://t.co/pt824C0Z
PartaiSocmed 2 days ago
31. Kami sendiri tdk berpihak, namun demi membaca tulisan @IwanPiliang tsb kami pun terhenyak!
PartaiSocmed 2 days ago
32. Selain isinya yg mengandung kebencian yg sangat thd orang Cina, tulisan @IwanPiliang juga secara sengaja melakukan DISINFORMASI
PartaiSocmed 2 days ago
33. Dg cara penyampaian yg sangat meyakinkan @IwanPiliang memanipulasi data sedemikian rupa demi membangun opini
PartaiSocmed 2 days ago
34. Lihat saja bagaimana @IwanPiliang memanipulasi istilah ‘verifikasi’ demi pembenaran opini pribadinya! http://t.co/OIGmrhbu
PartaiSocmed 2 days ago
35. Kami tdk habis pikir bagaimana metodologi verifikasi @IwanPiliang ini. Apakah hny dg bertanya pd satu orang kemudian membuat keputusan?
PartaiSocmed 2 days ago
36. Hanya karena @IwanPiliang tidak berhasil menemukan sendiri korban perkosaan lantas bisa menyimpulkan tidak ada perkosaan saat itu?
PartaiSocmed 2 days ago
37. Bukankah sudah ada hasil temuan TGPF yg menyebutkan 52 korban alami kekerasan seksual, dg 14 korban perkosaan dg penganiayaan?
PartaiSocmed 2 days ago
38. Tapi dg liciknya @IwanPiliang merubah fakta dg kemampuannya memainkan kata2 sbb:
PartaiSocmed 2 days ago
39. “Dalam verifikasi, saya belum menemukan satupun keluarga keturunan Tionghoa diperkosa” tulis @IwanPiliang
PartaiSocmed 2 days ago
40. Dg cara apa @IwanPiliang melakukan verifikasi? Bukankah dlm Bio-nya beliau mengaku sbg seorang ‘Private Investigator’?
PartaiSocmed 2 days ago
41. Jangan2 yg dimaksud private investigator itu adalah Jasa membuntuti istri2 yg dicurigai selingkuh? Jelas tdk butuh verifikasi
PartaiSocmed 2 days ago
42. Saat itulah kami menyadari bahwa kami telah mengagumi orang yang salah!
PartaiSocmed 2 days ago
43. Apa yg dilakukan @IwanPiliang dalam tulisannya itu sangat tepat disebut sebagai PELACURAN JUSRNALISTIK
PartaiSocmed 2 days ago
44. Tdk sedikitpun ada kaidah2 jurnalistik yg dipakai @IwanPiliang dlm tulisannya itu!
PartaiSocmed 2 days ago
45. Selain masalah perkosaan masih banyak sekali disinformasi yg secara sengaja dilakukan @IwanPiliang utk menciptakan opini sesat
PartaiSocmed 2 days ago
46. Sesungguhnya kami akan membuat kultwit khusus utk mematahkan tulisan @IwanPiliang tsb
PartaiSocmed 2 days ago
47. Tdk tanggung2 kami akan bikin kultwit sepanjang 200 point. Katanya harus tulisan panjang kan? @AryaSinulingga @Kurawa
PartaiSocmed 2 days ago
48. Namun kebetulan esok harinya teman kami @budisujatmiko mendahului dg tulisannya di Kompasiana
PartaiSocmed 2 days ago
49. Tulisan @budisujatmiko itu merupakan sanggahan terhadap tulisan @IwanPiliang yg kami sebut diatas
PartaiSocmed 2 days ago
50. Berikut tulisannya: “(Opini) Tanggapan Terhadap Tulisan Iwan Piliang: Membongkar Siklus 10 Tahunan Tameng Rasis” http://t.co/UCwmRyxe
PartaiSocmed 2 days ago
51. Setelah kami baca, memang harus diakui bahwa tulisan @budisujatmiko itu jauh lebih baik, jujur dan cerdas dibanding tulisan @IwanPiliang
PartaiSocmed 2 days ago
52. Tulisan @budisujatmiko tsb penuh dg data2 yang valid dan analisis yg jauh lebih obyektif dibanding @IwanPiliang
PartaiSocmed 2 days ago
53. Dibanding tulisan @IwanPiliang yg miskin data, tulisan @budisujatmiko kami rasa dipersiapkan dg jauh lebih teliti
PartaiSocmed 2 days ago
54. Dari tulisannya kami lihat bahwa @budisujatmiko sangat menguasai apa yg ditulisnya itu
PartaiSocmed 2 days ago
55. Maka kami putuskan utk membatalkan kultwit bantahan atas tulisan @IwanPiliang itu
PartaiSocmed 2 days ago
56. Jujur saja kami tidak akan mampu menghasilkan tulisan yg lebih baik dari tulisan @budisujatmiko itu
PartaiSocmed 2 days ago
57. Dan tentu saja kami memuji secara terbuka tulisan @budisujatmiko tsb! http://t.co/qlmTjLim
PartaiSocmed 2 days ago
58. Rupanya @IwanPiliang tersinggung dg pujian kami kepada @budisujatmiko semakin heran kami dibuatnya. Kok spt anak kecil?
PartaiSocmed 2 days ago
59. Kemudian kami buatkan kultwit singkat utk menunjukkan kesalahan @IwanPiliang sekaligus alasan dukungan kami pd tulisan @budisujatmiko
PartaiSocmed 2 days ago
60. Namun belum selesai kultwit rupanya @IwanPiliang langsung memblokir akun kami http://t.co/1ooXRrf3
PartaiSocmed 2 days ago
61. Kejadian selanjunya, siapapun yg meretweet tulisan @budisujatmiko sekonyong2 langsung diblok oleh @IwanPiliang !
PartaiSocmed 2 days ago
62. Bukankah @IwanPiliang sendiri yg meminta bantahan dalam bentuk tulisan panjang? @AryaSinulingga @Kurawa
PartaiSocmed 2 days ago
63. Mengapa setelah dibuatkan tulisan panjang yg demikian bagus @IwanPiliang menjadi kalap memblok semua pihak?
PartaiSocmed 2 days ago
64. Kemana omong besar demokrasi yg selalu dia koar2 kan? Kemana juga “Kata Berbalas Kata” yg dg bijaknya dia ucapkan di TV itu?
PartaiSocmed 2 days ago
65. Terlepas dari segala berita tidak sedap tentang beliau selama ini, kami masih ingin memaklumi sikap kekanak2annya itu
PartaiSocmed 2 days ago
66. Kami pikir seorang @IwanPiliang tentulah butuh hidup juga. Menjadi penulis blog uangnya dari mana?
PartaiSocmed 2 days ago
67. Jadi bisa dimaklumi jika @IwanPiliang jualan opini untuk menghidupi keluarganya. Memanipulasi data pun dihalalkan
PartaiSocmed 2 days ago
68. Bisa dimaklumi pula paniknya @IwanPiliang saat tulisannya terbantahkan dg begitu telaknya
PartaiSocmed 2 days ago
69. Namun kami ingatkan bang @IwanPiliang . Justru sebagai mayoritas hendaklah kita bisa memberi perlindungan bagi saudara2 minoritas
PartaiSocmed 2 days ago
70. Dan kami ingatkan pula betapa bahayanya permainan yg sedang dimainkan oleh @IwanPiliang
PartaiSocmed 2 days ago
71. Saat darah anak bangsa tumpah karena opini2 sesat dan hasutan2 @IwanPiliang barulah kita akan menyadari kejinya seorang @IwanPiliang
PartaiSocmed 2 days ago
72. Sekian kultwit kami. Semoga bermanfaat. Waspadalah!! | END
PartaiSocmed
Selasa, 12 April 2016
Ahok, NGESELIN lo ya!!!!
Hok... lo ngeselin emang. Lo yang id saksi di KPK, gua yg deg degan disini. Berasa panjang banget hari ini gara2 lo! Lo kasih kabar kek, ngetweet kek. Gua sampe rebutan remot sama bini gua yg lagi nonton sinetron gara-gara gua mau tau kabar lo. Nungguin breaking news sampe bacain running text yg panjangnya kayak commuter line, tp kaga ada juga kabar tentang lo.
Bolak balik buka twitter searching pake keyword Ahok kali aja ada kabar. Yg ada cuma musisi tai yg ngimpi jd gubernur nge tweet yg gak jelas tentang lo.
Mungkin gini rasanya nyokap gua nungguin gua pulang di malam minggu waktu gw masih kuliah atau kayak nungguin skor bola disaat gw msh badung wkt sma dan suka taruhan bola. Rasanya deg degan meskipun gua yakin tim bola gua pasti menang.
Parahnya lagi temen-temen di grup pada posting "ahok akhirnya resmi ditahan KPK" dan waktu gua baca SIALAN gua dikadalin, taunya isi postingannya "Ahok resmi ditahan KPK untuk foto selfie. Ada lagi gua baca di kaskus "Ahok resmi pakai baju orange" taunya isinya tentang lo sama persija yg emang seragamnya orange. Kamprettt lah bikin gua deg degan aja.
Buruan pulang lah hok, jangan lama2 di KPK. Bukannya gua kagak percaya sama kerja KPK, gua cm takut lo kekonci di lift atau di toilet haha...
Hok, janji ya... begitu KPK ngizinin lo pulang langsung ngetweet jgn ngeladenin wartawan dulu. Biar teman2 Ahok pada tau duluan kabar lo. Kasian ci Vero sama anak2 lo yg jg pasti degdegan nungguin.
Pokoknya gua sama teman2 pendukung lo selalu berdoa buat lo dan negeri ini. GBU bro...
Pemprov Tidak Melanggar HAM Dalam Penggusuran Luar Batang
Penggusuran kp.Luar Batang berlangsung ricuh. Ratna Sarupaet yg mengaku aktivis HAM pun diseret polwan keluar dari lokasi karena diduga memprovokasi warga.
Dalam suhu politik yg sedang panas menjelang pilgub 2017 ini berbagai cara dilakukan untuk menjatuhkan lawan. Mulai dari isu agama hingga isu HAM.
Meski penggusuran berlangsung ricuh, Ahok yakin penggusuran oleh pemprov DKI tidak melanggar ham.
"Melanggar HAM apa? Membiarkan orang Jakarta tinggal dalam kemiskinan, itu lebih melanggar HAM," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).
Saya sangat setuju dengan Ahok. Membiarkan orang diam dalam zona nyaman kemiskinan dan lingkungan kumuh adalah sebuah pelanggaran HAM. Pemerintah melakukan penggusuran tentu bukan tanpa alasan, pemerintah yg mendapat amanah dari rakyat wajib melakukan segala dan upaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Saya yakin pemerintah tidak buta atau tuli akan tangis dan jeritan korban penggusuran. Namun saya ibaratkan anda mempunyai seorang anak yg sedang sakit dan harus disuntik guna kesembuhannya. Anak anda yg tidak suka disuntik tentu akan meronta dan menolak ketika dokter akan menyuntikan obat untuknya, saya yakin hati anda pun tergores mendengar jeritan buah hati anda. Namun sebagai orangtua yg mencintai anaknya anda tetap harus memegang anak anda agar dokter bisa menyuntikan obat walaupun anak anda meronta semakin keras dan menangis. Kira-kira begitulah pemerintah saat ini dlm melakukan tugasnya. Saat ini warga yg digusur mungkin akan menjerit dan menangis namun ini semua demi kebaikan mereka, demi tempat tinggal yg lbh layak, demi lingkungan yg lbh sehat, demi kesejahteraan mereka dimasa depan.
Lihat saja korban penggusuran di wilayah kali jodo yg lalu. Saat ini kehidupan mereka terlihat lbh baik. Anak-anak tidak perlu lagi hidup ditengah prostitusi yg marak di daerah tersebut. Anak-anak mendapat fasilitas antar jemput sekolah gratis dan juga memperoleh kartu Jakarta Pintar.
Senada dengan saya, Ahok sebut kehidupan warga Kalijodo, terutama anak-anak, jauh lebih baik. Pasalnya saat di Kalijodo, anak-anak berada di tengah-tengah lingkungan yang marak prostitusi.
"Lihat saja Kalijodo. Anak-anak sekarang sekolah lebih baik. Dijemput bus, dikasih KJP (Kartu Jakarta Pintar), dibilang melanggar HAM. Membiarkan anak-anak melihat pelacuran, prostitusi, perjudian, mabok, semua di depan muka pintu tidak melanggar HAM anak?," imbuh dia.
Silahkan anda nilai sendiri, mana yg benar???
Mari kita dukung pemerintah dalam melakukan tugasnya menejahterakan rakyat. Jgn mudah terprovokasi oleh pihak2 yg dengan sengaja memanfaat isu-isu sensitif spt ini demi menaikan popularitas dan jabatan.
Senin, 11 April 2016
Benarkah Roy Suryo Setuju Anak-Anak Konsumsi Alkohol Lebih Dari Bir
Menurut Universitas Muhamadiyah Semarang (UNIMUS)
Hasil penelitian diperoleh kadar alkohol pada buah durian dengan lama waktu penyimpanan 1,2 dan 3 hari secara berturut-turut sebesar 6,39 % b/b; 6,40 % b/b; 6,42 % b/b.
Nah kemarin kan Roy Suryo gembar-gembor soal kaleng bir saat makan malam di rumah Ahok. Padahal spt diketahui kadar alkohol pada bir hanya 4,5%. Lalu bagaimana pendapat anda melihat gambar ini? Roy Suryo senyum aja liat SBY bagi-bagi duren ke anak2 haha....
Sebenarnya ini postingan iseng saya, tp kl dipikir2 lucu jg liat kelakuan RS belakangan ini.
#justforfun
#politisiomdo
Lius Sungkharisma Berulah (Lagi)
Melihat berita di salah satu stasiun tv pagi ini, saya jd terbawa emosi. Berita mengenai penggusuran kp. Luar Batang ini menghadirkan narasumber yg tidak berimbang. Pemberitaan terkesan memojokan pemprov DKI terutama Ahok.
Salah satu narasumber bernama Lius Sungkharisma ini berkali-kali mengatakan Ahok tidak punya hati, Ahok sakit jiwa, dll.
Nama Lius Sungkharisma terdengan tidak asing di telinga saya. Ketua Partai Reformasi Tionghua ini sebenarnya sudah berkali-kali bermasalah dengan pemerintah. Akhirnya saya mencari lagi berita-berita yg berkaitan dengannya.
Pertama adalah kasus pencabutan pagar tanah yg menjadi sengketa di wilayah Mangga Besar.
Kedua adalah ketika Lius melaporkan Ahok soal pembangunan MRT di fatmawati.
Berikut berita yg saya kutip dari beberapa sumber,
Ahok dilaporkan warga Fatmawati ke polisi
Jumat, 26 Juli 2013 06:52 WIB | 3400 Views
Pewarta: Taufik Ridwan
Jakarta (ANTARA News)) - Seorang warga Fatmawati, Jakarta Selatan, Lieus Sungkharisma, melaporkan Wagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke Polda Metro Jaya, terkait pembangunan proyek moda transportasi "Mass Rapid Transit" (MRT), Senin (22/7).
"Kita laporkan Ahok terkait pembangunan MRT di Fatmawati, karena tidak sesuai dengaan janjinya saat kampanye," kata Lieus saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat. Berdasarkan Laporan Polisi Nomor: TBL/2504/VII/2013/PMJ/Ditreskrimsus, Ahok dituduh melakukan penipuan melalui internet, melanggar Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Lieus menjelaskan warga Fatmawati kecewa terhadap Ahok yang menjanjikan akan membangun jalur MRT dengan sistem Subway saat kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta pada 2012. Ahok pada kampanye saat itu melalui berbagai media cetak maupun elektronik, termasuk media online, menyampaikan janji untuk membangun MRT dengan sistem subway.
Namun kenyataannya, menurut Lieus, Ahok membangun jalur MRT dengan sistem jalan layang, sehingga tidak sesuai yang dijanjikan.
Sumber: Antaranews
Ketiga, Lius yg mengaku beragama Budha ini nyatanya pernah berseteru dengat umat Budha sendiri mengenai penggunaan nama Budha pasa sebuah bar. Entah mengapa atau dibayar berapa Lius Sungkharisma hingga akhirnya memilih membela pihak Budha bar. Berikut beritanya,
Pertemuan Tripartit Buddha Bar Ricuh
Muhammad Taufiqqurahman - detikNewsJakarta -
Dirjen Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Depkum HAM Andi N Sommeng mengadakan pertemuan dengan konsultan Buddha Bar, PT Nireta, Forum Antibuddha Bar, dan Dinas Pariwisata Pemprov DKI Jakarta. Pertemuan tersebut berlangsung tegang dan panas.Pertemuan berlangsung di Kantor Ditjen HAKI, Tangerang, Banten, Senin (6/4/2009).
Dalam pertemuan tersebut, tiba-tiba saja pendukung Buddha Bar, Gema Buddhi, Lius Sungkarisma masuk ke ruangan pertemuan. Saat masuk, perwakilan Forum Antibuddha Bar mempertanyakan kehadiran Lius."Ini Anda dari perwakilan mana? Ini yang datang hanya undangan. Anda mewakili undangan siapa?," kata perwakilan Antibuddha Bar, Ponijan sambil mengacungkan salah satu jarinya ke Lius.
Spontan para perwakilan Forum Antibuddha Bar di dalam ruangan berteriak, "Biang kerok!! Provokator datang! Tolong diusir keluar!".Lius pun mengatakan, keberatannya atas pertemuan tersebut. Menurut Lius, pertemuan tersebut tidak steril dan berpihak. Pendukung Buddha Bar justru banyak sekali.
"Saya mempertanyakan kenetralan dari forum ini yang tidak berpihak dan sangat berpihak kepada kelompok yang lain. Saya bisa tunjukkan bahwa orang Buddha Bar akan datang lebih banyak yang mendukung dan akan saya tunjukkan yang banyak," tukas Lius.
Mendengar pernyataan Lius itu, 20-an orang Forum Antibuddha Bar menyambut,"Hayo tunjukkan!!".Sebagai pimpinan pertemuan, Dirjen HAKI Andi N Sommeng pun kewalahan. Pertemuan pun diisi dengan banyaknya debat dengan suasana panas.(gus/nwk)
Keempat, Lius ngotot membela tukang parkir di area hayam wuruk - gajahmada yg merupakan area dilarang parkir. Berikut beritanya:
Juru Parkir Hayam Wuruk-Gajah Mada Berunjuk Rasa
Puluhan petugas parkir mengadakan aksi unjuk rasa terkait parkir off street di Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk.
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 30 juru parkir di Jalan Hayam Wuruk-Gajah Mada berunjuk rasa menolak larangan parkir on street. Mereka resah atas nasib mereka atas larangan yang berlaku di dua ruas jalan itu mulai hari ini.
"Kami menolak larangan parkir dan mendesak agar larangan ini dicabut," ujar Lieus Sungkharisma, Koordinator Solidaritas Juru Parkir, PKL, dan Pengusaha Glodok, Gajah Mada, dan Hayam Wuruk ketika ditemui di lokasi aksi di depan Perhentian Bus Transjakarta Olimo, Senin, 20 Juni 2011. Di mata Lieus dan yang lainnya, parkir di badan jalan bukan penyebab kemacetan di kedua ruas jalan itu.
Mereka juga mempermasalahkan nasib mereka yang menjadi tidak jelas setelah ada larangan itu. "Sampai hari ini tidak ada kejelasan ke mana kami akan dipindahkan," ujar Karman, 34 tahun, juru parkir di Jalan Gajah Mada. Kalau dibolehkan, Lieus, Karman, dan yang lainnya memilih larangan parkir hanya dari pukul 07.00-10.00.
"Kalau dilarang total seperti ini, banyak yang dirugikan," ujar juru parkir, Dedi Surya, 68 tahun, menambahkan. Menurut mereka, tidak hanya juru parkir, namun juga pengusaha di sekitar yang akan terkena imbas penurunan pembeli. Para pengguna kendaraan akan lebih memilih toko atau rumah makan yang letaknya berdekatan dengan lokasi gedung parkir.Besok, mereka juga berencana melanjutkan aksi ini ke gedung DPRD.
Menyikapi unjuk rasa ini, Kepala Unit Pelaksana Teknis Perparkiran Enrico Fermy menyatakan bahwa para juru parkir tetap akan dipekerjakan dan dipindah ke lokasi terdekat, seperti Monas dan Pasar Baru. Selain itu, terdapat 17 juru parkir yang kemudian direkrut sebagai tenaga tambahan di gedung parkir yang dikelola oleh pihak swasta. "Jumlah itu masih mungkin bertambah," katanya.
Sumber: Tempo
Melihat sepak terjangnya, saya sama sekali belum melihat kontribusi Lius pada negara ini. Sikapnya yg sepertinya membela rakyat ternyata memiliki agenda tersendiri. Menurut berita yg beredar di dunia maya mengenai masalah MRT sebenarnya Lius yg kabarnya seorang "pemain tanah" merasa dirugikan krn akibat pembangunan MRT harga tanah di area tersebut turun drastis. Begitupun ketika Lius membela para tukang parkir, kabarnya Lius memiliki usaha didaerah tersebut yg tiba-tiba omsetnya berkurang karena larangan parkir tersebut.
Lius pernah berkata dengan sombongnya “Bukannya sombong, tapi pebisnis itu lebih takut. Tiap Ahok bikin statement, mereka pada tanya, Lius, ini ngga salah Ahok ngomong begini. Terus, kalau mengaku aktivis Tionghoa tapi enggak kenal saya, bukan aktivis namanya,”. Saya jadi tertawa mendengarnya, seperti bang Ruhut yg bertaruh potong kuping, saya jg berani bertaruh potong kuping kalau diadakan survey pasti lebih banyak aktivis ataupun warga keturunan Tionghua secara keseluruhan yg mengenal Ahok dibanding Lius.
Sepak terjang lius melawan Ahok pada pilgub ini saya curiga dikarenakan sakit hati. Mungkin... sebagai sesama warga keturunan Lius tidak mendapat kemudahan melalui Ahok, karena Ahok adalah seseorang yg berintegritas. Inilah mungkin sebabnya Lius yg menurut pengakuannya mengenalkan Ahok pada Jokowi menyesal mengenalkan Ahok pada Jokowi. Kalau saya pribadi sih gak yakin Lius yg mengenalkan, sejak jd bupati belitung timur kami para netizen sudah tau yang namanya Ahok karena reputasi Ahok yg baik dan bersih. Begitupun juga kami sdh tau sepak terjang Jokowi di Solo.
Selanjutnya mengenai revitalisasi kp. Luar Batang. Pada wawancara tadi pagi berulang kali Lius mengatakan Ahok punya backing pengusaha kuat. Tapi yg saya kutip dari infonitas.com " Lius mengklaim memiliki jaringan dan pengaruh yang kuat di kalangan masyarkat Tionghoa yang berlatar belakang aktivis dan pengusaha." Nah loh... sekarang siapa yg dibacking pengusaha, Ahok atau Lius? Jika melihat kutipan saya sebelumnya, Lius mengatakan pengusaha selalu mengadu setiap Ahok bikin statement "Lius ini gak salah Ahok ngomong gitu?" Hmmm... silahkan anda simpulkan sendiri, siapakah Lius dan agenda apakah yg ada dibalik sepak terjang Lius saat ini?
Jurus Ampuh Ahok Menangkal Santet
Membaca berita dibawah ini saya jd senyum2 sendiri. Rupanya ini jurus ampuh Ahok menangkal guna-guna. Berarti percuma dong beberapa waktu lalu dukun pada susah2 ritual hehe...
JAKARTA, KOMPAS.COM - Pulang ke kampung halaman banyak menguak memori lama. Ada yang menyedihkan, ada juga momen yang menggelitik. Begitu juga dengan Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, saat pulang ke kampungnya di Manggar, Belitung sejak Jumat (17/2/2014).
Berikut beberapa kisah menarik yang berhasil dihimpun Kompas.com dari pria yang akrab disapa Ahok itu, semasa masih di Belitung bersama beberapa teman semasa kecilnya.
Penangkal guna-guna
Masa kecil Ahok sama seperti kehidupan anak -anak kecil di Manggar, Belitung. Selain sekolah, waktu senggang diisi dengan bermain. Sekali waktu, ada sebuah pertandingan sepak bola di kampung. Ahok ikut di dalamnya. Tetapi ada satu kegelisahannya kala itu, yakni pihak lawan memakai guna-guna untuk bisa menang.
"Maklum, zaman dulu masih banyak yang pakai guna-guna buat sepak bola," ujarnya.
Ahok kecil putar otak. Entah mengapa yang terlintas di pikirannya kemudian adalah minyak babi. Konon, minyak babi ampuh untuk mengusir roh jahat. Dengan polosnya, Ahok pun mencuri minyak babi ibunya dan mengoleskannya di sepatu teman-temannya.
"Pas teman saya bilang nanti takut kena guna -guna, saya langsung bilang. Tenang, sepatu kamu semua sudah saya olesin minyak babi," ujarnya sambil tertawa.
Guna-guna salah alamat
Masih seputar guna-guna. Ada kisah lucu saat Ahok mulai menjalankan wirausaha dengan seorang rekannya di Belitung. Suatu ketika, rekannya diserang demam tiba-tiba. Si teman itu mengira dia sakit akibat guna-guna dari kompetitor. Dua minggu lamanya dia sakit.
Kemudian sang rekan memasang plakat nama 'Basuki Tjahaja Purnama' di depan ruangan kerja Ahok. Ketika Ahok datang ke kantor, terkejut dia. Mengapa tiba-tiba ada plakat namanya.
"Ternyata teman saya yang bikin. Dia itu yakin bahwa yang mau diguna-guna itu sebenarnya saya. Tapi setannya salah alamat, makanya kena ke dia, bukan saya. Nah, plakat nama itu petunjuk supaya setannya itu enggak salah alamat lagi," ujar Ahok tertawa.
Ahok pun berkelakar, "Nanti setannya enggak bisa baca lagi. Harusnya dia pasang lengkap, nama sama foto saya," lanjutnya.
Gara-gara rokok
Sepanjang hidupnya, Ahok tidak merokok. Tetapi bukan berarti tidak pernah mencobanya. Percobaan merokok ketika duduk di bangku SD jadi pengalaman terakhirnya mengisap tembakau. Hingga saat ini Ahok trauma dengan yang namanya rokok.
Kisah ini didapatkan dari teman masa kecil Ahok yang bernama Su Yan. Suatu ketika, Ahok mengaku penasaran dengan rokok. Ayahnya perokok berat. Begitu juga dengan om dan para tetangganya. Ahok kecil pun mengambil sebatang rokok dan diam-diam menghisapnya.
Apes, kenakalannya diketahui sang ibu. Sebuah tamparan menyakitkan fisik dan batin pun mendarat di pipi Ahok kecil. Kenangan itu begitu melekat di benak hingga ia dewasa. Sekarang, jangankan mengisap rokok, menghirup asap pun Ahok mengaku tak kuat.
Salah tembak
Berburu burung, lanjut Su Yan, merupakan salah satu hal yang disukai Ahok kecil dan kawan-kawannya saat di Manggar. Berbekal sebuah senapan angin, bahkan tanpa bekal makanan dan minuman Ahok dan teman-teman berburu di hutan, cukup jauh dari rumahnya.
Suatu ketika, Ahok mendapat kesempatan untuk menembak seekor burung. Mereka pun mengendap-ngendap di bawah pohon sambil mencari posisi menembak yang baik.
"Pas mau dikokang senapannya, rupanya di dalam masih ada pelurunya. Entah gimana itu pelurunya kena pinggang temannya," ujar Su Yan.
Kawan-kawannya, terutama Ahok, sangat takut dengan insiden tersebut. Dia bingung bagaimana menjelaskan insiden itu kepada ayah-ibunya sendiri, dan ke orangtua ibu rekannya yang menjadi korban salah tembak itu.
Penulis: Fabian Januarius Kuwado
Editor: Egidius Patnistik
Minggu, 10 April 2016
Roy Suryo Ketipu Lagi
Roy Suryo sang ahli IT yang dulu sering diminta pendapatnya mengenai asli atau tidaknya sebuah foto. Sudah kecele dua kali dlm waktu dekat ini. Pertama soal akun twitter Gibran anak Jokowi dan yg baru-baru ini soal foto Ahok makan malam bersama penggiat medsos dan kaleng bir yg tersaji. Rupanya tdk ada kaleng bir di dekat Ahok. Entah asli atau tidak foto yg Roy gembar gemborkan namun pada foto yg saya dapat memang tidak ada kaleng bir di meja.
Roy Suryo sang ahli telematika itu ternyata sudah kehilangan keahliannya. Mungkin karena terlalu sibuk ikut meeting sana-sini. Sampai2 banyak sekali beredar foto beliau sedang tidur ataupun ngupil waktu rapat. Ya sudahlah mungkin dia lelah... hihihi
Berikut cangkirkopi sajikan foto asli pertemuan tersebut. Silahkan dinilai dan dikomentari sendiri. Salam hangat secangkir kopi untuk ahli telematika kita Roy Suryo.